Sudah lama tidak ngeblog karena kalau lagi di rumah malah buat video YouTube. Ha ha ha. Jadi ini kebetulan pas lagi di jalan – atau lebih tepatnya di atas kereta api – ya ngeblog. Soalnya kalau buat video, berisik suaranya dan juga kalau mau upload hasil videonya bakalan habis kuota.
Sebetulnya sudah beberapa kali saya mau ngeblog. Topik sudah di kepala. Eh, jadinya buat video dulu. Lepas buat video jadi males lagi untuk membahas topik yang sama. Ternyata itu salah satu tantangan. Di kepala saya yang kebayang adalah pembaca akan bosan dengan bahasan topik itu, tapi saya lupa bahwa pembaca blog ini dengan pemirsa video YouTube saya kemungkinan besar berbeda orangnya. Jadi pembahasan di blog pun masih tetap valid dan fresh. Eh, benarkah asumsi ini?
Ok deh. Ini perjalanan masih panjang. Semoga ada mood untuk menuliskan topik-topik yang lebih bernas di blog ini dalam perjalanan kereta api ini.
Akhir tahun 2022. Apa yang dapat kita pelajari dari 2022? Tulisan ini akan saya gunakan untuk mencatatkan apa-apa yang terjadi di 2022, yang menarik dari kacamata saya. Tadinya saya akan membuat sebuat tulisan yang komprehensif tetapi bakalan gak jadi-jadi. Lebih baik saya buat tulisan di blog ini yang saya perbaharui sambil jalan. Jadi jangan kaget kalau tulisan ini berubah-ubah. (Setidaknya ketika sedang saya buat.)
Blockchain: Crypto & NFT
Di kepala saya kalau disebutkan kata “crypto”, yang muncul adalah cryptography. Bagi sebagian besar orang, kata “crypto” berasosiasi dengan cryptocurrency. Crypto(currency) ini adalah salah satu bentuk aplikasi dari blockchain. Saya menyukai blockchain, tetapi saya bukan penggemar cryptocurrency. Blockchain bagi saya sangat cocok untuk e-voting. Sudah banyak penelitian saya dan mahasiswa saya terkait dengan hal ini. Mari kita tunggu satu atau dua tahun lagi.
Tahun 2022 ditandai dengan berbagai masalah terkait dengan cryptocurrency. Salah satunya adalah bangkrutnya FTX, sebuah crypto exchange. (Masalah sesunggunya tidak terkait dengan crypto-nya tetapi lebih ke arah kenakalan pembuat perusahaan / bisnisnya.)
Tahun 2022 merupakan tahun yang buruk untuk crypto, tetapi tahun ini merupakan kemunculan NFT secara besar-besaran. NFT mulai mendapat sorotan positif, tetapi killer application untuk NFT masih belum ditemukan. Nah, ini opportunity yang cukup besar. Saya akan mencoba masuk ke sini di tahun 2023.
Artificial Intelligence (AI)
Kalau tidak crypto(currency) dan NFT, tahun 2022 hampir semua orang berbicara tentang AI – kecerdasan buatan. Tahun 2022 ditandai dengan dibukanya akses kepada ChatGPT oleh OpenAI. (Link ada di sini.) Sebetulnya hype tentang chatbot buatan OpenAI ini sudah lama terjadi, tetapi hanya orang-orang tertentu saja yang mendapatkan akses. Kita-kita belum bisa. Nah, tahun 2022 ditandai dengan dibukanya akses terhadap sistem chat buatan OpenAI ini. Ternyata respon dari banyak orang sangat luar biasa. Dalam waktu 5 hari didapatkan 1 juta pengguna. Ini merupakan sebuah rekor dari sebuah aplikasi (termasuk situs web).
Sebetulnya ChatGPT ini bukan satu-satunya penelitian dan pengembangan tentang chatbot. Ada beberapa lagi yang kemungkinan lebih hebat, tetapi hebatnya (atau nekadnya?) OpenAI adalah layanan ini dibuka saja ke publik. Pintar juga. Publik digunakan sebagai tester. Sebagai kelinci percobaan gratisan. Elon Musk – salah satu pendiri OpenAI – memang sering gila sepert ini.
Orang-orang kemudian merasa terkejut dengan kemampuannya. Banyak orang yang kemudian memperkirakan bahwa ada banyak pekerjaan yang akan hilang dengan adanya ChatGPT ini. Saya pun mencoba untuk membuat abstrak dalam bahasa Inggris dengan menggunakan sistem ini. Hasilnya? Luar biasa bagus. Ya ampun. Ngeri juga. Kemudian orang-orang mencoba menggunakan sistem ini untuk membuat kode program. Hasilnya? Sama luar biasanya. Tambah ngeri.
ChatGPT ini masih punya banyak keterbatasan. Dia bukan search engine, semacam Google, yang mengetahui banyak hal. Dia harus diberitahu dengan fakta-fakta dulu baru dia dapat membuat kesimpulan (rangkuman). Banyak orang yang masih menjelek-jelekkan ChatGPT ini karena membandingkannya dengan Google. Sekarang dia memang belum tersambung dengan search engine (internet secara umum). Tunggu tanggal mainnya saja.
Ternyata ChatGPT ini juga masih memiliki masalah. Misalnya dia masih bingung dengan logika lebih kecil dan lebih besar. Ada orang yang iseng membuat sebuat pernyataan tentang perbandingan umur. Ternyata kesimpulan ChatGPT masih salah. (Lihat contoh di bawah ini.)
Ke depannya, kita akan melihat lebih banyak terobosan AI, tetapi jangan takut. Oh ya, saya memiliki perusahaan yang menggeluti bidang AI ini. Silahkan kunjungi situsnya: riset.ai.
Startup / Entrepreneurship
Tahun 2022 di Indonesia ditandai dengan hype tentang perusahaan yang menjadi unicorn. Ini ada baik dan buruknya. Salah satu yang menjadi catatan adalah IPO-nya perusahaan GoTo, yang merupakan gabungan dari Go-Jek dan Tokopedia. Sayangnya sahamnya akhirnya terjun bebas juga.
Secara umum, perusahaan-perusahaan belum dapat bangkit lagi ke kondisi sebelum COVID-19. Jadi dalam dua tahun terakhir ini masih berjuang. Bagaimana 2023? Semoga membaik.
Yang sedang viral (hype) kali ini adalah ChatGPT, produk chat berbasis AI. (Bisa dilihat di sini.) Kita bisa mengajak mesin AI untuk berdiskusi. Hasilnya luar biasa. Banyak orang yang kemudian khawatir bahwa dia akan menggantikan banyak pekerjaan manusia. Kemungkinan sih iya. Bahkan kita bisa minta dia untuk membuat contoh kode program! Akhir dari pekerjaan manusia sebagai pemrogram (coder)? Tidak juga.
Ternyata AI masih memiliki kelemahan. Ini contohnya. Dia masih bingung untuk urusan besar kecil. Ha ha ha. Jadi jangan khawatir AI menggantikan manusia.
Mari kita coba cek kelemahan apa lagi dari si ChatGPT ini.
Kesel juga melihat banyak tulisan di grup WA tentang orang yang marah-marah soal presiden tiga periode. Masalahnya begini, secara undang-undang, presiden hanya boleh dipilih dua kali. Dua periode saja. Tidak bisa lebih. Kalau mau lebih ya harus mengganti UU. Memangnya gampang gitu mengganti UU?
Kalau ada orang yang percaya bahwa presiden dapat dipilih 3 periode, berarti dia juga harus percaya bahwa presiden dapat dipilih 7 periode. Bodor pisan. Lucu sekali. he he he.
Saya termasuk yang mendukung pak Jokowi sebagai presiden RI, tetapi tentunya saya TIDAK mendukung adanya presiden 3 periode atau malah 7 periode. Hanya orang yang ingin membuat suasana keruh saja yang mengatakan demikian – presiden 3 periode. Kemudian mereka ini mengojok-ojoki orang lain untuk percaya. Sekedar untuk membuat keributan saja. Hentikan keributan ini.
Mungkin saya adalah salah satu orang entrepreneur musik digital yang agak aneh dan jarang ditemui. Pasalnya saya sudah beberapa kali membuat toko musik digital dan gagal berkembang. Kegagalannya disebabkan karena terlalu cepat – too early – didirikan sehingga pasar (masyarakat) belum siap.
Ketika pertama kali saya berniat membuat toko musik digital, belum ada pembayaran digital (QRIS, Ovo, Gopay, dll.) dan kecepatan internet masih lambat. Jaringan mobile phone pada saat itu baru GPRS dan sangat mahal. Untuk mengunduh (download) satu lagu MP3 berukuran 3MB (sampai dengan 5MB) mungkin membutuhkan waktu harian – kalau tidak putus. Biaya untuk download satu lagu mungkin jatuhnya Rp. 50.000,-. Tidak masuk akal. Maka toko musik digital yang seperti sekarang – bisa download dari internet – belum masuk akal secara biaya di Indonesia. Akhirnya saya membuat toko musik digital yang bersifat fisik, maksudnya ada tokonya dan langsung dibayar pakai uang cash di tempat. Itu toko musik digital saya yang berada di Blitzmegaplex. Namanya Digital Beat Store.
Ternyata biaya operasional untuk menjalankan toko musik digital secara fisik masih lebih besar dibandingkan pendapatannya sehingga setelah beberapa tahun, toko musik digital fisik itu terpaksa kami tutup. Sayang sekali ya. Namun saya tidak putus asa.
Muncul toko musik digital saya yang ketiga, Insan Music Store. Ini menggunakan internet untuk download lagunya karena internet sudah mulai kencang. 3G juga sudah tersedia. Untuk pembayarannya kami menggunakan Mandiri eCash. Sayangnya ecash kemudian disatukan menjadi Link Aja, yang mana kami terpaksa lagi tutup. Tidak ada sistem pembayaran yang murah biaya transaksinya. Bayangkan, kami menjual lagu sebesar Rp. 5.000,- sementara biaya transaksi juga sekitar itu (dan bahkan ada bank yang meminta lebih mahal). Tidak memungkinkan. Akhirnya tutup juga.
Poster Toko Musik Digital “Insan Music Store”
Toko musik digital saya yang ke-4 tetap menggunakan nama Insan Music Store, tetapi kali ini kami mencoba mencatatkan pembayarannya menggunakan blockchain. Berhasil. Secara teknis berhasil. Kami menggunakan stable coin untuk pembayarannya. Hanya saja hal ini belum memungkinkan secara legal di Indonesia. Jadi, secara teknis bisa, secara hukum tidak bisa. Sayang sekali.
Sekarang kami “dipaksa” untuk pivot lagi ke NFT. Toko musik digital saya yang ke-5 kemungkinan menggunakan NFT. Sekarang sedang dikembangkan. Tunggu tanggal mainnya.
Bubur ayam adalah makanan yang dapat memberikan ketenangan di perut tetapi juga dapat mengakibatkan perang dunia ke-7. Kok bisa?
Bubur berasal dari beras yang dimasak sehingga menjadi lembut. Berbeda dengan nasi yang masih harus dikunyah, bubur bisa langsung ditelan jika memang terpaksa. Ini sangat membantu ketika kita sedang sakit yang biasanya malas makan atau sulit untuk mengunyah makanan. Itulah sebabnya bubur sering digunakan untuk makanan utama bagi orang yang sakit.
Adanya rasa ayam membuat bubur tidak menjadi hambar. Plain. Rasa ayam ini memang berasal dari suwiran daging ayam yang kadang ditambah dengan ati ampela dan kaldu ayam. Untuk tambahan ati ampela dan kaldu ayam ini ada yang suka dan ada yang tidak suka. Yang komplit biasanya ditambahkan dengan potongan telur rebus. Singkatnya bubur ayam merupakan makanan pilihan saya ketika sedang sakit perut atau sedang sakit.
Soal perang dunia ke-7. Itu hanya lawakan saja, tetapi bisa terjadi. Pasalnya bubur ayam ini ternyata memiliki dua “madzhab” atau aliran besar, yaitu diaduk (maksudnya semua “condiment” diaduk menjadi satu) atau tidak diaduk. Ternyata ini sangat berkesan pada banyak orang sehingga jangan coba-coba membujuk seseorang dari satu aliran untuk pindah ke aliran lainnya. Saya sendiri termasuk aliran tidak diaduk, tetapi tidak terlalu fanatik. Bagaimana dengan Anda? Kita tidak perlu sependapat kan?
Kesimpulan sementara saya saat ini adalah “media sosial bukan tempat untuk mendiskusikan hal yang serius“.
Beberapa tahun yang lalu ada sebuah diskusi di facebook dan twitter – kala itu sedang ngetrend kultiwt, kuliah (via) twitter. Diskusinya akan mengarah kepada hal yang lebih dalam atau serius. Apa yang terjadi? Peserta mulai berkurang. Mreteli. Mrotoli. he he he. Awal-awalnya sih pesertanya banyak dan seperti yang mau serius semua. Kenyataannya tidak demkian. Hanya ngomong saja. Kejadian seperti ini berulang kali.
Sekarang ini sedang ramai untuk sebuah topik. Semua orang berkomentar. Semua orang menjadi “pakar dadakan”. Semua menuntut untuk diskusi yang lebih dalam. Saya pancing dengan topik yang lebih teknis dan mendalam, ternyata tidak ada yang komentar alias sepi. Ha ha ha. Ini semakin membuktikan bahwa medsos bukan untuk hal yang serius.
Jadi, jika ada yang meminta Anda untuk mendiskusikan sesuatu secara serius di medsos, lupakan saja. Toh mereka hanya sekedar ngomong. Ha ha ha.
Masih melanjutkan program “Donasi Kopi Untuk Nakes”, kali ini kami menyerahkan kopi yang siap seduh ini ke RS Santo Boromeus dan RS Kartini. Distribusi kali ini dilakukan secara mendadak tanpa persiapan yang panjang. Ini adalah bentuk apresiasi kita semua kepada para Nakes yang bertarung dengan COVID-19. Membuat kehidupan kita menjadi lebih baik.
Berikut ini ada beberapa foto penyerahan kopi tersebut.
Bersama bu Ning dari RS BoromeusMasih dari RS Santo BoromeusBersama kang Jacob dari RS Kartini
Semoga program ini dapat terus berlangsung. Bagi yang berminat untuk bergabung, silahkan kontak kami.
Tautan ke informasi Donasi Kopi Lainnya (daftar isi):
Minggu ini entah kenapa banyak sekali kasus security, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Mungkin sebetulnya setiap minggu ada tetapi minggu ini kebetulan yang kena agak sedikit populer. Jadi terlihat.
Berikut ini contoh sebuah perusahaan besar, Entrust, yang juga terkena ransomware. Setidaknya, lockbit klaim bahwa mereka berhasil menyerang Entrust. Agak aneh juga ya, penyerang ngaku. he he he.
Link untuk yang di Indonesia menyusul ya. Ini siap-siap mengajar dulu. Kasus-kasusnya terkait dengan kebocoran data di PLN, pelanggan Indiehome (yang ini belum jelas sumber kebocorannya), BIN, dan seterusnya.
Sebetulnya ini bagian dari nonton konser Dream Theater di Solo. Sekalian saja kulineran di Solo. Sudah lama sekali saya tidak ke Solo. Terus terang saya tidak ingat terakhir kalinya ke Solo. Waktu kecil saya ingat ke Solo – atau lebih tepatnya stasiun Solo Balapan – karena bapak saya yang mengembangkan sistem persinyalan di situ. Bapak saya pegawai PJKA. Jadi waktu kecil teringat stasiun Solo Balapan. Setelah dewasa kayaknya saya belum pernah ke Solo lagi. Maka ini kesempatan.
Solo kurang dikenal sebagai tempat kulineran. Yang saya tahu adalah Jogja, selain Bandung tentunya. Maka saya meminta beberapa tips dari teman-teman saya yang hobbynya memang kulineran. Diberikanlah saya daftar tempat yang perlu dikunjungi. Eh, ternyata kawan saya – mas Wasis – yang hobbynya kulineran juga ke Solo nonton konser yang sama. Ya sudah, nebeng dia kemana saja.
Saya dan anak saya menggunakan kereta api Argo Wilis dari Bandung ke Solo. Enak keretanya. Lumayan 7 jam sampai Solo. Sampai di Solo sekitar jam 3 sore. Langsung ke hotel. Kami cari hotel yang dekat dengan stadion Manahan tempat konser. Sebetulnya ada hotel yang pas di depannya, tetapi karena kami memutuskan pergi ke Solonya terlambat jadi hotelnya sudah penuh. Akhirnya kami dapat hotel Fave yang tidak jauh juga. Bisa jalan.
Dari stasiun kami mengambil go-car. Meskipun ada tempat mengambil penumpang di stasiun, stasiun dikuasai oleh taksi koperasi. Jadi kami mengambil go-car di pinggir jalan. Tak mengapa. Rp. 30-ribuan sampai di hotel dengan go-car. Langsung cek in. Beberes. Shalat dan bisa berangkat makan malam janjian dengan mas Wasis.
Tempat yang kami kunjungi adalah Bakmi Jowo Bu Citro. Sampai di sana mas Wasis sudah menunggu. Maka saya langsung pesan bakmi godog (rebus) dan anak saya pesan bakmi goreng. Terus kami ngobrol juga dengan pemiliknya, pak Joko, yang menceritakan sejarah usaha bakminya yang dirintis oleh orang tuanya.
Secara makanan, ternyata lebih “plain” dari tempat-tempat lain. Nah ini dia, saya suka makanan yang plain. Kebanyakan restaurant atau kedai masakannya tajam-tajam bumbunya. Ini tidak. Langsung cocok. Meskipun yang lebih enak menurut saya adalah bakmi yang gorengnya, tapi yang godhog itu juga nikmat. Porsinya juga tidak kebesaran. Pokoknya pas.
Bakmi Godog Bu Citro, Surakarta (Solo)
Yang saya baru tahu bahwa orang Solo itu suka meracik teh. Teh di sini rasanya juga beda. Beda dalam artian ENAK! Rasanya tidak tajam dan tidak enteng juga. Pas lah. Cocok juga. Jadi puaslah. Recommended Bakmi Jowo Bu Citro.
Lepas dari sana kami ke Esensi Kopi untuk ngopi dan ngamen. He he he.
Besok paginya kami makan di Soto Pleret. Ini juga enak meskipun saya makan sedikit karena salah strategi. Paginya saya sarapan di hotel dulu. Biasanya hotel sederhana seperti Fave ini makanan sarapannya ala kadarnya. Eh, ternyata ini enak. Meskipun pilihannya tidak banyak, tetapi rasanya enak. Tidak biasa. Enak. Jadi saya yang tadinya hanya ingin nyobain, malah jadi sarapan beneran. ha ha ha. Walhasil pas di Soto Pleret saya hanya mencicipi punya anak saya. Enak juga. Tehnya? Enak juga. Jadi cocok juga ini Soto Pleret. Recommended juga.
Tempat Soto Pleret, Solo
Setelah dari sana kami kembali ke hotel. Beberes dan bekerja sebentar akhirnya kami putuskan makan siang mencari tengkleng. Saya bukan penggemar tengkleng, tetapi ada beberapa tempat yang disarankan. Wah malas cari tempat tersebut, maka kami cari tempat yang dapat kami datangi dengan jalan kaki. Ternyata ada, Warung mbakdiah.
Tengklengnya juga ternyata tidak tajam. Jadi enak. Satenya – yang 1 porsinya hanya 5 tusuk – agak terlalu liat dagingnya untuk saya. Mungkin karena kurang tebal dagingnya. ha ha ha. Tapi tengkleng yang biasanya saya tidak suka, ini oke. Secara total, enak. Recommended.
Warung Tengkleng mbak Diah, Laweyan, Solo
Dari sana kami mencari tempat ngopi yang bisa dipakai untuk kerja sampai sore. Saya harus meeting online dari jam 1 sd 3. Akhirnya kami putuskan ke Janji Jiwa yang tempatnya dekat ke sana. Jalan kaki mungkin hanya 10 menit kurang. Maka kami parkir di sana – kopi dan donat – sampai pukul tiga. Setelah itu kembali ke hotel. Istirahat sejenak. Pesan makanan di hotel dan malamnya menuju konser Dream Theater.
Demikianlah sedikit cerita tentang kuliner di Solo. Secara singkat, secara rasa (taste) cocok dengan lidah saya yang suka dengan makanan yang plain. Sukses kulineran di Solo.
(Tulisan ini akan saya update dengan foto-fotonya. Menyusul.)
Setelah dipikir-pikir, nampaknya saya perlu membuat direktori atau daftar video yang ada di channel YouTube saya. Pasalnya saya tidak dapat mengandalkan kepada mesin pencari (search engine). Sering saya sudah tahu kategori video saya, tetapi ada beberapa video saya di kategori tersebut. Jadi harus menelusuri secara manual.
Pengkategorian video ini juga bagus jika ada seseorang yang menyukai hanya satu jenis bahasan atau satu topik saja. Adanya daftar tersebut dapat memudahkan seseorang untuk melihat video-video sejenis saja. Misalnya video tentang lagu-lagu. Eh, yang ini kayaknya hanya sedikit yang tertarik.
Satu hal lagi yang diperlukan adalah membuat semacam kurikulum – atau lebih sederhana dari itu – terkait dengan satu materi bahasan. Misal, ada urutan video terkait dengan kuliah security atau pemrograman.
Sudah lama saya tidak ngeblog. Alasan klasiknya adalah sibuk. Jika Anda melihat YouTube channel saya, mungkin bisa melihat sedikit dari kesibukan saya. Kali ini saya di kereta api dalam perjalanan dari Bandung ke Solo. Kesempatan ini saya gunakan untuk ngeblog. Mari kita lihat berhasil atau tidaknya – ngeblok di jalan.
Ceritanya saya ngeblog selalu dengan menggunakan komputer. Jari-jari saya jempol semua sehingga tidak bisa ngetik dengan nyaman di handphone. Saya juga tidak suka ngeblog offline. Gak mood. Jadi ini menggunakan komputer yang tethering ke handphone dengan menggunakan operator Telkomsel.
Selama melewati kota-kota, nampaknya sinyal Telkomsel cukup baik. Tadi sempat ketutup bukit (hutan?), sinyal menghilang. Sekarang nyambung lagi. Setidaknya teknologi sekarang jauh lebih baik dari dahulu. Coverage dari layanan operator seluler juga semakin bagus. Mestinya ngeblog kali ini lancar. (Ini saya ngetik sambil waswas juga. Khawatir sudah ngetik banyak-banyak eh putus dan hilang.)
Saya kira intro-nya cukup sekian dulu. Nanti mau cerita yang lebih panjang. Lebih bener. Sebetulnya ngeblog yang ngasal juga tidak masalah sih. Soalnya sekarang kan orang tidak lagi membaca blog. Ha ha ha. Yakin tidak ada yang membaca tulisan ini.
Barusan saya coba publish kemudian ini saya sunting lagi. Ini untuk mencoba mode menulis sedikit, publish, sunting lagi, publish, edit lagi, publish, dan seterusnya. Nampaknya mode seperti bisa saya lakukan.
Tadi pagi – pukul 6:30, 22 Juli 2022 – kembali kami melakukan program sermonial untuk penyerahan beasiswa untuk program Perempuan Menulis yang dimotori oleh mbak Indari dan kawan-kawan. Dana sudah ditransfer beberapa hari sebelumnya, tetapi belum sempat diserahkan secara virtual. Keterlambatan ini dikarena kesibukan saya yang selalu meleset terus harinya. Baru hari ini bisa terjadi.
Semoga beasiswa ini dapat membantu kegiatan tersebut. Semoga akan semakin menambah khazanah dunia kreatif – khususnya buku – Indonesia. Semangat.