Baru saja saya mendapat kiriman beberapa buku. Salah satu bukunya adalah “Hate Spin: the manufacture of religious offense and its threat to democracy”, karangan Cherian George.
Bahasan buku ini tampaknya cocok dengan situasi politik di Indonesia saat ini. Ada banyak pesan-pesan kebencian (SARA) yang beredar hanya sekedar untuk memuaskan nafsu politik praktis.
Mungkin banyak (?) orang yang mengira bahwa masalah ini adalah masalah di Indonesia saja. Padahal tidak. Di dalam buku ini dibahas tentang kasus-kasus di India dan Amerika, selain tentunya di Indonesia. Tiga negara itu dipilih karena mereka merupakan negara demokrasi terbesar di dunia. Kasus di ketiga negara itu berbeda; Hindu di India, Kristen di Amerika, dan Islam di Indonesia.
Salah satu poin utama yang ingin disampaikan oleh sang pengarang adalah pesan-pesan kebencian itu sengaja dibuat oleh pelaku politik (dia menyebutnya political entrepreneurs) untuk kepentingan politik. Perhatikan kata kuncinya adalah SENGAJA. Masyarakat terpicu (tertipu) dengan teknik-teknik ini. Ah.
… it became clear that hate spin agents, like leaders of social movements, try to get people thinking about a situation in ways that produce solidarity and support for their cause. To achieve this, they engage in cultural framing work and cognitive interventions. As the sociologist William Gamson has argued, “injustice frames” can be particularly effective for mobilizing supporters. Injustice frames create narratives that persuade an in-group that powerful outsiders are violating its interests and values. Anchoring injustice frames on powerful symbols may be enduring, as in the case with the Holocaust for Jews, but many have a shorter shelf life, requiring activists to constantly on the lookout for fresh ones. This can explain the enthusiasm with which hate spin agents declare a book or video to be intolerably offensive to their community.
Perhatikan bahwa hate spin agents (yang biasanya dikatikan dengan political entrepreneurs) selalu mencari hal-hal yang dapat memicu kemarahan komunitas.
Bagian pentingnya yang mungkin relevan dengan situasi di Indonesia saat ini:
… This can explain the enthusiasm with which hate spin agents declare a book or video to be intolerably offensive to their community. …
Itulah sebabnya kita perlu belajar, membaca buku, untuk mengetahui hal ini. Kita tidak perlu terjun ke politik praktis, tetapi jangan buta politik juga.
Belajar dulu yuk.
Wah, sepertinya menarik. Tapi bukunya bahasa inggris ya? *Hari gene ga bisa bahasa enggrez* 😂
Mau dong pak dikirimi buku-bukunya 😀
Belum selevel itu bahasa inggris nya, hehe
sengaja = iseng aja? hasil kongkow” sambil nunggu macet? sberapa banyak yg tertipu? mungkin mereka kurang baca
Yes, indeed..semua memang digerakkan oleh pihak yang sama, yang bodoh adalah yg mudh tertipu krn mengutamakan emosinya masing2, that’s great!
Penasaran sama bukunya pak, jadi memang benar kalo saya dengar dari beberapa orang yang bilang, ada satu kaum atau golongan yang me-manage issue untuk digulirkan.apapun itu issue nya. Yang penting harus memberi keuntungan untuk golongan itu.
Pak, kalau sudah baca bukunya, bikin kesimpulan di blog ya. *mahasiswa males baca*
I hate politic but my subject study is politic. 😀
wah benar juga, kita perlu tahu supaya kita tidak dikerjain oleh badut-badut politik itu 😦