Pernah memperhatikan gak? Di media sosial ada orang-orang yang hobbynya mencela. Setiap mengirimkan postingan negatif tentang apa saja. Hari ini tentang pemerintahan negara, besok tentang kota, besok tentang pendidikan, besok tentang kesehatan, besok tentang … apa saja. Pokoknya setiap ada berita negatif, maka dia teruskan (forward).
Akhirnya saya menemukan postingan yang mencoba menjelaskan itu. Ternyata ini adalah orang-orang yang tidak memiliki prestasi (karya). Kalau dia memiliki prestasi, maka diskusinya akan seputar area atau bidang terkait. Tentu saja tidak harus prestasi, tetapi juga kegagalan-kegagalannya. Orang yang berprestasi ini tidak terlalu khawatir dengan kegagalan ini karena tidak mungkin ada prestasi tanpa dimulai dari kegagalan. Ini berbeda dengan orang yang tidak memiliki prestasi sendiri. Yang dimiliki adalah sifat iri hati. Maka dicelanya setiap hal.
Dari kacamata agama, mencela itu bukan sesuatu yang disarankan juga. Kalau mencela merupakan sesuatu hal yang disarankan, maka mari kita mencela. Di pagi hari kita mencela. Siang hari mencela. Malam hari mencela. Karena itu semua menjadi bagian dari ibadah. Ibadah mencela. Ha ha ha. Tapi kan tidak ada ajaran seperti itu. Jadi tuntunan siapa / apa / mana yang diacu ya?
Lantas bagaimana kalau bertemu dengan orang seperti ini? Percuma untuk debat. Lebih baik dihindari saja. Jangan ditanggapi. Istilahnya, “don’t feed the troll”. Ha ha ha. Acuh saja.
Apakah Anda termasuk orang yang senang mencela?
Bisa jadi tidak punya karya, bisa jadi di masa muda tidak keren atau tidak diakui lingkungan. Bisa jadi kerjanya susah, bosnya galak, pulang kerja macet, capek, sampe rumah istrinya galak.
hayaaaahhhhhhh
Alhamdulillah sudah mengurangi sifat itu. Sifat yang ga baik.