Salah satu aliran yang saya ambil adalah tahu diri dan tahu umur. Maksudnya apa? Mari kita jelaskan dengan contoh saja.
Saya suka olah raga futsal. Sudah belasan tahun saya main futsal. Eh, malah mungkin mendekati 20 tahun. Namun cara bermain saya tentunya berbeda dengan jaman dahulu. Kalau jaman dahulu saya bisa memaksa mainnya, sekarang tidak lagi. Kalau sudah capek ya istirahat. Oh ya, saya juga dulunya rajin main bola lapangan besar tetapi saya sudah berhenti meskipun masih bisa secara fisik. Ya itu tadi. Harus tahu diri juga.
Demikian pula dalam pekerjaan. Jika capek dan tidak mampu mengerjakannya, maka saya berhenti. Tidak peduli apa-pun. Masalahnya adalah orang tidak peduli dengan kesehatan kita, maka kita yang harus peduli. Tentu saja saya mendelegasikan pekerjaan tersebut kepada orang lain sehingga pekerjaan tetap selesai (meskipun mungkin levelnya tidak sebaik ketika saya kerjakan sendiri).
Ini saat ini ada 3 kerjaan paralel yang sedang saya kerjakan. Sementara kemarin sore saya futsal 2 jam (sungguh) sehingga kerjaan yang tadinya saya jadwalkan untuk malam hari tidak dapat saya kerjakan. Jadinya saya kerjakan pagi ini (setelah menulis blog ini). Ya apa buat. Inilah yang dapat saya kerjakan. Oh ya selain 3 kerjaan ini masih ada beberapa orang / perusahaan yang ingin ketemu saya untuk konsultasi soal cyber security. Ya tidak bisa lah. Tapi mana mereka tahu soal kesibukan saya. Maka – lagi-lagi – saya yang harus mengatur diri saya sendiri. Biarlah mereka menganggap saya sok sibuk karena memang kenyataannya demikian (sibuk, maksudnya, bukan sok he he he).