Fonts

Terus terang saya agak kurang suka melihat presentasi Power Point atau OpenOffice yang menggunakan font Arial. Saya lebih suka menggunakan font Georgia. (Lihat tulisan saya mengenai hal ini di blog Mr. GBT.) Pasalnya adalah saya sering kesulitan membaca tulisan yang ditulis dengan huruf Arial. Perhatikan contoh di bawah ini.

georgia-vs-arial.jpg

Tulisan di kiri menggunakan font Georgia, sementara tulisan di sebelah kanan menggunakan font Arial. Perhatikan bahwa ada kesulitan membedakan antara huruf “i” besar dan huruf “i” kecil jika kita menggunakan font Arial.

Bagaimana pendapat Anda?

URL terkait: http://gbt.blogspot.com/2005/11/georgia-my-choice-of-fonts.html dan “Georgia & Verdana: Typefaces design for screens

Saking sebelnya saya tentang hal ini, sampai-sampai halaman ini saya jadikan halaman statik di depan halaman blog ini. 🙂 Saya memang suka dengan berbagai hal tentang tipografi. Sedang mencari-cari buku yang berkaitan dengan hal itu. Sayangnya, bukunya mahal-mahal. Ada yang mau memberikan buku untuk saya?

Update. Saya tambahkan link-link untuk bahan bacaan yang menarik.

147 pemikiran pada “Fonts

  1. sabar pak… 😀 bagaimana dengan font courier?… soalnya saya suka font ini 😀 salam kenal

  2. “Rule of thumb”-nya sih kalo buat screen pake yang sans-serif (Arial, Helvetica, etc.), kalo buat cetak pake yang serif (Georgia, Dolly, etc.). Reasoningnya apa saya juga kurang jelas, mungkin lebih enak dibacanya.

    Saya sendiri sebagai orang yg teknis sebel sama hal2 yang ambiguous, tapi saya cenderung mengikuti rule of thumb di atas. Yg penting serif vs. sans-serif, kalo gak suka Arial pake sans-serif yg lain.

    Sebetulnya sih Arial dan Helvetica saya nggak suka, jadi utk yg sans-serif saya pilih font lain, seperti Candara (tapi mungkin gak bagus buat presentasi), atau Myriad Pro Condensed (ini udah pernah saya pake buat presentasi, dan bagus sekali hasilnya menurut saya). Sayangnya yang bagus2 ini (termasuk Dolly utk serifnya) nggak free.

  3. Assalamu’alaikum
    Maaf Pa… rasanya ada yang perlu di luruskan. Mungkin maksud Pa Budi untuk font arial tidak bisa membedakan antara huruf “i” besar dengan huruf “L” kecil. Soalnya kalau di lihat antara huruf “i” kecil dengan “i” besar rasanya ada perbedaanya Pa. Bukan begitu Pa Budi ?
    Kalau saya suka sama font verdana, meskipun sedikit boros tempat tapi masih ada diferensiasi antar hurufnya.
    -Salam Kenal untuk Pa Budi.

  4. Bener pak emang itu salah satu kelemahan suatu model font, Kalau masalah hanya di satu huruh i besar sih gak papalah, modifikasi saja sendiri pakai font creator. Cuman tulisan kita jadi tidak standar.

  5. wah pak, kalau buat tampilan di layar saya lebih suka pakai trebuchet. kesannya simple, enak dilihat dan ukurannya relatif lebih kecil daripada font-font sejenis yang lain.

  6. Ini masalahnya sewaktu Bill Gates menggunakan font Arial tidak minta izin dulu untuk menggunakan nama saya. Kalau temen-temen mau dukung saya mau gugat Bill Gates nih 😀

    Salam,
    Arial

  7. Penggunaan Arial dalam presentasi sebenernya disarankan juga oleh AAPG (American Assoc of Pteroleum geologist) dalam sebuah bukunya yag terkenal … yang saya kenal maksudnya 🙂 judul bukunya “Figuratively Speaking in the Computer Age”.
    Disitu disebutkan penggunaan huruf-huruf (font) yang ujungnya ada buntutnya termasuk times roman dan georgia tidak atau kurang tepat sebagai bahan presentasi. Itulah sebabnya semua tanda lalulintaspun menggunakan jenis font huruf arial ini atau “saudaranya” :).
    Barangkali mangsalahnya mungkin di geologi tidak dikenal kata illiad 😀

  8. Cocok, sama dengan saya. Kalau menulis kode program dalam bentuk laporan saya suka menggunakan font Georgia. Lebih rapi dan kesannya lebih srek dibanding make font arial..

  9. Awal desain Arial upaya Microsoft yang tidak mau pakai Helvetica, mungkin harus bayar lisensi. Bill sendiri bisnis lisensi, jadi lebih tahu untung rugi. Akhir cerita, terbukti dari sini kalau Arial sekarang lebih dikenal karena pasar Windows yang luas. Apple.com mempunyai maksud sama, tapi masih mengenal apa gerangan desain sedang Microsoft asal cepat ke pasar. Apa mirip dengan pepatah Jawa, ‘salah kaprah bener ora lumrah’? Mungkin juga.

  10. Pas kebetulan. Di IEEE Spectrum edisi yang sedang saya baca ini (Mei 2007) ada artikel tentang “the technology of Text”.

    Type designers, psychologists, and engineers are joining forces to improve reading on screen.

    Nah tuh. Menarik juga ceritanya.

  11. Oom, kalau sudah dapat buku tentang tipografi kabar-kabari ya. Tertarik juga. Font keluarga Rotis sering saya pakai, terutama Rotis Serif.

  12. wah, saya lom sempet ngoprek font nih…
    Tapi menurut pengalaman…

    saya suka pake :
    -Arial : sebagai subtitusi dari Times New Roman
    -Courier New / Lucida Console : untuk font coding
    -Trebuchet : bagus buat pembeda desain…
    -Verdana : asik, sukanya kalo dipake dengan ukuran 10px
    -Georgia : asik juga, tapi lom banyak dicoba di desain yang saya buat

  13. Kalau buat aplikasi web, Georgia fontnya kegendutan namun bagus buat website yang menekankan design dan enak buat dibaca.

    Kalau buat prensentasi, yang penting enak aja buat di liat. Apa aja deh, yang jelas jangan Comic Sans … huhahahahah.

  14. sebenernya kalo presentasi pake power point saya juga tidak suka pake arial. tapi kalo pake font yang macem-macem, takutnya di komputer kampus saya ga support (belum di-install), malah jadi font lain yang saya makin sebel. hehehe.. pernah dulu kejadian, saya pake font Ninja Naruto, eh ternyata di komputer kelas ga ada font jenis ini. (waktu itu saya belum kepikir kalo ternyata font juga mesti di-install). akhirnya ninja naruto tadi malah berubah jadi arial yang ukurannya gede banget ampe ga muat di layar. repot. pake georgia juga gitu. di komputer kelas ga ada georgia, akhirnya berubah jadi times new roman.
    saya pribadi sih suka calibri (default font di office 2007 saya). tapi ya itu, di komputer kelas (kampus) ga ada font calibri ini. jadi, supaya aman, saya pake yang biasa-biasa aja, kayak verdana, arial, times new roman, dan kawan-kawan. 😀
    kalo untuk dicetak (print) baru pake calibri.

  15. kenapa gak bikin fonts sendiri? karena nggak bisa. nggak tahu ilmunya. he he he. serahkan ke yang jagoan saja. kalau Anda bisa, itu bagus. saya nanti tinggal minta saja. he he he.

  16. Kalo menurut saya, font Arial dan New Times Roman lebih cocok dan pas banget buat dokumen-dokumen resmi 😉

    Nah… kalo jenis font lainnya asyik kalo buat eksperimen design atau presentasi dech… 😀

    Tokh… Semua tergantung selera masing-masing aja! 🙂 😀

  17. Kalo saya suka baca dan nulis pakai font Comic Sans MS, kan kesannya nyantai dan gaul… meski saya bukan anak gaul

  18. kalo font-nya microsoft yang baru itu bagus juga, pak dhe. ada cambria, calibri, candara, constantia, dan consolas. yang consolas itu lho, font monospace tapi desainnya mirip-mirip font sans. bagus….

    (^_^)v

  19. Aku sih Consolas (monospaced tapi cantik)…
    maklum programmer >..<

    kalo web sih Trebutchet (karena Consolas masi belum umum)

  20. Aku sering pake TimesNewRoman walau gak terlalu suka. Soalnya kalo copy-copy antar komputer, fontnya selalu tersedia. Gak terjadi substitusi seperti yg sering kualami di CorelDraw.
    Kalo pindah2 Komputer, untuk font2 yang ‘nganeh’ terpaksa ‘convert to curves’ dulu atau file fontnya (.ttf) terpaksa diikutkan untuk diinstalkan di komputer tujuan.

  21. masalahnya mungkin cuma pada selera aza… yang suka arial gak suka georgia yang suka georgia gak suka arial… kalau saya : PALING SUKA GEORGIA 😀 (bukan ikut2an pak Budi loh.. Sumpah!)

  22. Perhatikan bahwa ada kesulitan membedakan antara huruf “i” besar dan huruf “i” kecil jika kita menggunakan font Arial.

    Mungkin maksudnya sulit membedakan antara huruf “I” besar dan huruf “L” kecil?

    Yah, saya juga sependapat. Font Arial terkesan sangat biasa dan kurang stylish (karena default font sih ya). Terus masalah lainnya (selain huruf “I” dan “l”) adalah: “[]” jika diketik dengan font arial akan berbentuk seperti kotak (ga ada sela-selanya).

    Saya sendiri suka dengan default font yang baru, Calibri… Ada yang mau download font ini secara GRATIS dan LEGAL? Silakan lihat tulisan saya di sini.

    😀

  23. chicago favorit saya, pak. soale, mac banget gitu loh. berhubung ga kuat beli apple, pake font nya aja lah. dan Garamond, lebih kecil dari standar times new roman, dan, lekukannya itu lho (coba ketik ‘J’)… sexy.

  24. Menurut penelitian, readabilty pembaca terhadap serif typefaces (Times, Georgia, font-font dengan Serif/buntut) jauh lebih baik daripada sans-serif typefaces (Arial, Verdana, font-font tanpa (sans, in french) buntut/serif). Kasus kata “Illiad” itu adalah salah satu contohnya.

    Masalahnya, resolusi display monitor/televisi/proyektor jauh lebih rendah daripada media cetak, sehingga bagian serif/buntut tampak buruk dan malah jadi mengganggu. Tapi ada font-font serif yang memang dirancang untuk media display, Georgia dan Bitstream Vera Serif contohnya.

    Alternatif lain, gunakan PDF yang di-full-screen untuk presentasi. Rendering font dalam PDF biasanya dibuat semirip mungkin dengan hasil di media cetak, seperti halnya rendering font di OSX. Sedangkan Windows lebih menekankan tampilan layar yang mudah dibaca daripada kemiripan dengan tampilan cetak. Hasilnya adalah Verdana dan Georgia.

  25. Ku suka huruf Century, kalau arial sih nggak suka-suka amat tapi bukan berarti nggak suka, masalahnya arial merupakan huruf standart dan huruf-huruf standart kayaknya membosankan.

  26. katanya arial itu didesain sedemikian rupa lho pak sama suatu perusahaan khusus pendesain font, hingga ia sifatnya stabil ketika huruf-hurufnya ditransformasi.

    hehehe tapi buat nulis di blog emang kita nggak butuh untuk mentransformasi ya 😀 jadi yang penting kita suka

    saya suka Maiandra GD sama Calibri sebenarnya, tapi belum ada blog yang menyediakan 😦

  27. Nggak usah beli bukunya Pak, buka blog ini aja:

    http://ilovetypography.com

    atau suka nyari-nyari font alternatif bisa juga buka:

    http://www.dafont.com

    kalau buku tentang Font yang agak murah bisa cari yang tulisannya Danton Sihombing (kalau nggak salah) dari Inkara Design. Judulnya Tipografi dan harganya kisaran 50-100 ribu.

    Good luck deh 🙂

  28. mm, century gothic jg sama I besar dan L kecil sama aja, ga ada bedanya….
    enakan palatino linotype….
    imut2, ga kurus2 amat

  29. HIDUP GEORGIA!

    Salam kenal buat pak Budi…
    Sejujurnya dalam lubuk hati yang paling dalam, pak..
    SAYA BENCI TIMES NEW ROMAN DAN ARIAL
    bahkan di SMA dulu saya membuat kelompok anti times new roman dan arial. padahal syarat pembuatan karya tulis akhir itu harus menggunakan times new roman atau arial. TETAPI KAMI TIDAK MENGGUNAKAN SAMA SEKALI. KAMI TETAP PAKAI GEORGIA.. dan hasilnya, memang tulisan yang ditulis dengan georgia akan lebih nikmat dilihat daripada yang times new roman. Coba saja, mengapa koran kompas begitu populer sekarang.. ahaha mungkin ini penilaian asal2an, tetapi saya memang merasa, bahwa font standar resmi harus segera dinonstandarkan lagi karena membuat mata jemu untuk membaca. Sekali lagi HIDUP GEORGIA!

  30. Kalo saya paling suka pakek “trebuchet” dan “courier new”.

    Trebuchet buat ketik laporan atau tulisan2.., kalo courier new buat nulis kode program.., simple toh..:D

    kalo georgia, paling suka dibuat italic (miring)…

  31. Rekans. Saya penasaran nih. Font yang dipake koran Kompas itu apa yah namanya? Mirip/mendekati Cambria ama Georgia. Thank’s before atas tanggapannya.

  32. wah, pak, saya sukanya pake trebuchet
    masalah selera aja, haha

    kalo arial sama times new roman itu punya kesan “banyak yang make”

  33. Haha. Ternyata gak cuman Saya yang sedikit “berasan” masalah font. Saya juga gak suka semua jenis font, yang paling bosen Saya liat itu Comic Sans. Yang paling suka Saya pake itu Garamond, Palatyno, sama Calibri. Yang penting sizenya gak lebih dari 14. Saya suka dengan huruf-huruf yang agak membulat, tidak longjong dengan size kecil. Buat title Saya lebih suka pake Trojan. Btw, Palatyno itu Saya sukai karena Saya jadi inget buku-buku cetak Bahasa Indonesia pas Saya SMP. Hehe. =)

  34. Pak Budi, menurut saya kelemahan Arial itu tidak mengganggu amat, kalau teksnya bhs. Indonesia dan dibaca oleh orang yang paham bhs. Indonesia. Setelah membaca tulisan Pak Budi, saya tergerak untuk menulis tentang font Arial ini, berangkat dari tulisan Pak Budi. Soalnya Arial dianjurkan untuk dipakai pada skripsai, tulisan ilmiah,dan slaid presentasi (sans serif). Saya sendiri senang Trebuchet MS, cantik, jelas dan enak dibaca. Blog saya: http://simpay-gandjarsakri.blogspot.com/. Salam.

  35. untuk font , andalan saya adalah chouper std sama times new roman. udah kebiasanaan sih. tapi semua dikembalikan ke seleranya sendiri sendiri

  36. Betul kata teman-teman terdahulu, mungkin masalah selera..
    sy mah duka calibri yg jadi defaultnya office 2007, sangat cool deh

  37. mohon maaf, komentar saya ini gak sesuai dengan posting anda.hehe….

    saya cuma mau tanya aja, kira2 dimana ya bisa mendapatkan cakngkir seperti di banner yang ada di blog ini? saya menjual teh dengan poci dan dihidangkan dengan cangkir seperti itu..^_^. mohon bantuannya ya pak…

  38. assalamualaikum

    setuju Pak. menurut saya Georgia kelihatan lebih macho. blog saya juga kebanyakan pake Georgia.
    nah, yang lainnya saya suka verdana dan cambria

    wassalam

  39. salam pak budi..

    salam kenal, saya Danti, anaknya almh. bu onni dan pak bambang 🙂

    wah, saya juga suka sekali dengan seluk beluk font. dan sudah lama jatuh cinta dengan georgia (serif) dan verdana (san-serif). TA saya dulu juga diketik dengan georgia, karena kebetulan saya tidak harus menggunakan times new roman yang tidak saya suka :p mungkin masalah selera juga kali ya pak 🙂 yang penting buat saya, nyaman terbaca.

  40. Salam kenal ^^. Kebetulan nih, saya belajar tipografi di kampus, soalnya tipo berhubungan erat sama DKV. Di tempat kuliah saya disuguhi fil tentang helvetica, font dari swiss. Helvetica itu pengaruhnya besar, sampai2 terpesona saya. Di Eropa font ini populer sekali. Times new roman aja kalah, hehehehe…tapi ya memang klo untuk buku yang banyak bacaannya cocoknya serif sih. Jadi tertarik ciptain font. Di luar sana ciptain font aja bisa kaya raya. waa..senangnya lol…ya klo berat bli bukunya search di internet aja pak, seperti saya. g pny duit bli buku yg tebel2 itu. hehehehe…

  41. Aduh pak, I really love Arial… efeknya, dimana ada saya disitu ada Arial hingga menjadi ciri khas jika di kantor ada beberapa surat dan untuk membedakan mana surat yang saya buat, pasti menggunakan Arial.
    Bagi mereka yang sudah terbiasa membaca tulisan dengan huruf Arial, saya rasa tidak kesulitan tuh… ayo dong pak kenali Arial dengan baik, tak kenal maka tak sayang lho hehehe…

  42. Opini saya sendiri, Kalau saya memang lebih sering menggunakan arial / Times, karena untuk laporan-laporan yang dicetak/ diprint cukup jelas disamping itu penulisan angka-angka cukup formal. Mungkin ada pendapat lain yang setidaknya mendukung opini saya ini. Pendapat dapat dilihat/dibaca di http://web.mit.edu/jmorzins/www/fonts.html
    Terima kasih.

  43. Saya sendiri juga suka banget dengan font ini untuk posting blog mas Rahard, makanya setelah saya pasang theme baru langsung saya rubah jenis posting nya ke Georgia. Lebih enak dan jelas dibaca.
    Salam kenal dan salam persahabatan

  44. Kalau saya si suka Helvetica ya. Tapi kenapa ya rang tu kebanyakan pake Arial, padahal kan helvetica lebih bagus daripada arial.

  45. Alhamdilillah terima kasih buat situs pak Budi, dan komen2 dibawahnya, saya banyak mendapat masukan, ajib dech…..maklum tanggal 13 seminar proposal, doain yah biar lancar dan sukses,….

    hahaha….nebeng doa….

  46. Melihat perbandingan Font tersebut Georgia – Arial, Memang tampak huruf “I” Besar dan huruh “l” seperti tidak ada bedanya. Kalo akang lebih tertarik pake Font georgia masuk akal juga. Kalo saya lebih suka pake Times Nes Roman atau Tahoma bang… Good luck!

  47. Huruf Arial setau saya adalah ‘plesetannya’ Helvetica. Bangsa Jerman menyukai huruf ini (Lufthansa Airline misalnya). Perancis lebih memilih font Futura, sedangkan Inggris lebih suka Baskerville.
    Untuk kepentingan teks banyak, riset membuktikan yang ‘Serif’ lebih readible seperti Times, Georgia, Baskervile atau Garamond.
    Buktinya 90% media di dunia memakai tipe huruf ini.
    Hanya media terbitan Perancis yang kekeuh memakai sans serif seperti majalah ELLE.

  48. Font-family:
    “trebuchet ms”,verdana,arial,helvetica,sans-serif
    fontsize : 80%

    aku lebih suka

  49. iya juga ya, Huruf I besar sama L kecil sama di arial
    kalo saya sih lebih suka tahoma
    @granito : nice info gan
    @akhy : bener banget gan :), command prompt atau terminal di Unix juga fontnya itu (monospace)

  50. bukan”i” mungkin pak
    tapi “L” kecil
    kalau saya sih karena orang matematika
    saya lebih suka Cambria

  51. saking sebelnya dengan arial, postingannya disimpan khusus. berkat bapak, saya juga jadi suka pakai georgia, walaupun tulisan angka tidak lurus (contoh angka 6 dan 9).. bagaimana dengan comic sans?

  52. YES, saya juga setuju dengan GEORGIA, skrg sudah jamannya paperless, mulai dari koran, majalah, tabloid sampai newsletter internal perusahaan sudah dapat diunduh tanpa harus dicetak

    so pasti mata para pembaca harus dimanjakan dengan Georgia

    heheee

    salam G for Georgia 🙂

  53. apakah ada yang tahu jenis font yang dipakai media harian KOMPAS? tolong kasih tahu tau namanya ya… saya akan sangat berterimakasih kalau ada yang ngasih alamat url-nya untuk mendownload font versi lengkapnya….

  54. Setuju dengan georgia. Sayangnya kalau website/ blog dengan font georgia dilihat dari peramban di Ubuntu, bentuknya jadi jelek. Jadinya mau tidak mau cari font ‘cadangan’ di css-nya, pilihan saya jatuh pada font NanumMyeongjo 🙂

  55. Assalamu’alaikum Pak 🙂

    Kebetulan TA saya adalah membuat Sistem Pakar untuk Tipografi, jadi saya juga sudah sedikit banyak membaca-baca buku tentang tipografi dan berdiskusi sama dosen tipografi juga hehe

    Kalau dari buku tipografi, font-font serif (font-font yang ada ekornya seperti Georgia dan Book Antiqua) memang didesain untuk text yang butuh readability yang tinggi, yaitu body of text (text yang kontennya banyak), seperti untuk buku atau artikel koran. Oleh karena itu memang lebih enak dibaca.

    Sedangkan font sans-serif (artinya tanpa serif) seperti Arial dan Helvetica, awalnya memang tidak di desain untuk body of text, tapi untuk display text, seperti judul yang hurufnya berukuran besar-besar, misalnya reklame iklan, judul buku novel, judul poster. Oleh karena itu font sans serif memang kurang cocok untuk body of text. Namun sekarang sudah mulai banyak juga font sans serif yang didesain untuk body of text, seperti Calibri atau Optima, namun sepertinya memang tidak sebaik font serif. Dan selain itu, menurut buku Tipografi juga, trade off-nya agar font Sans Serif seperti Arial dan Helvetica lebih bisa terbaca sebagai body of text, jarak spacing antar hurufnya memang harus lebih diregangkan agar tidak terjadi kesulitan membedakan huruf seperti yang dicontohkan oleh gambar Bapak di atas :).

    Kalau kata dosen tipografi, Georgia sendiri sebenarnya merupakan improvement dari Times New Roman, yang merupakan font serif tapi sayangnya tidak memiliki readability yang terlalu baik. Oleh karena itu dokumen-dokumen di Amerika sudah tidak memakai Times New Roman lagi, tapi sudah menggunakan Georgia. Sejak mendengar itu dari Dosen saya, Georgia menjadi salah satu font favorit saya juga, dan saya pun jadi lebih sering memakai font Georgia untuk text ^^. Mudah-mudahan nanti dokumen laporan TA juga kedepannya fontnya diganti dari yang tadinya memakai font Times New Roman, diganti jadi font Georgia hehe XD.

  56. Katanya, konon, memang lebih mudah dibaca dengan jenis font serif dibandingkan sans serif. Namun demikian font favorit saya masuk dalam keluarga besar sans serif, yaitu: Myriad Pro, tidak terlalu kaku seperti halnya Arial.

  57. Karena saya orang agak perfeksionis jadi ini font favorit saya :

    Buku Novel :
    . C. Schoolbook – Tulisan utama Novel
    . Harrington & Kristen ITC – Khusus tulisan Diary

    Umum :
    . (Monospace) – Font komputer
    . Segoe UI – Menulis di A4 (Jurnal, Makalah, dll)

  58. Selamat pagi Pak Budi,
    Saya telat menemukan blog Anda, salam kenal. Kebetulan “seiman” dengan Bapak perihal font. Saya lebih suka Georgia ketimbang semua font. Sebenarnya kalau boleh milih, saya lebih suka lagi cmr10 (Tex/ Latex), yang mengingatkan saya pada akhir tahun 80-an waktu belum ada WYSIWYG. Tex/Latex kesannya bersih, lugas, dan apa-adanya. Typical orang-orang teknis. Terimaksih atas blognya – sekarang ini terlalu banyak sampah di dunia maya — all about trivialities, dan saya menemukan kesejukan dan perenungan di blog Bapak.
    Salam,-Sigit

  59. mohon masukkan, font apa yang cocok untuk mengetik angka pada nota, sebab terkadang sulit membedakan angka 6 dengan 5…angka 0 dengan 8, atau 9 dengan 0…apalagi kalo kondisi pita dot matrik lagi kurang jelas.

  60. @ALI, @Fina
    Kalo KOMPAS font yang digunakan sepertinya Javanese Text. Soalnya saya sudah pernah bandingkan langsung tulisan di koran KOMPAS dengan font di Writer (WPS Office).

  61. Seandainya Segoe UI jadi font resmi Indonesia (padahal cuma font OS Windows kayak Roboto [Android] sama Helvetica Neue [iOS]).

  62. Pemakaian font selain tergantung selera juga tergantung aspek peruntukan. Font serif lebih cocok untuk pembacaan jarak dekat, font sans-serif cocok untuk pembacaan jarak jauh, lebih mudah dilihat misalnya untuk penunjuk jalan, papan nama

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s