Masa Depan Industri Mikroelektronika

Menebak masa depan bukanlah hal yang mudah. Orang yang hebatpun sering salah dalam memprediksi. Saya sendiri pernah “beruntung” menebak masa depan beberapa teknologi dengan baik karena kebetulan berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat pula. (I was in the right place and the right time.) Sebuah keberuntungan.

Sebagai contoh, saya mengenal World Wide Web (WWW) sejak pertama kali dibuat oleh Tim Berners-Lee. Kebetulan pada saat itu saya harus bekerja menggunakan NeXT computer. Pada saat yang sama, di Swiss, Tim Berners-Lee juga menggunakan komputer NeXt untuk mengembangkan WWW-nya. Saya sempat katakan bahwa WWW memiliki masa depan yang cerah, tetapi orang-orang tidak percaya karena waktu itu sedang musimnya protokol / aplikasi “Gopher”. Untuk membuktikannya, saya membuat halaman tentang Indonesia yang pertama. (The Indonesian homepage.)

Hal yang sama juga terjadi dengan Linux. Pada masa itu saya membutuhkan sistem operasi UNIX untuk komputer di rumah. Di kampus / kantor saya menggunakan Sun Microsystem untuk pekerjaan dan penelitian saya. Di rumah saya hanya punya komputer berbasis Intel. UNIX yang ada saat itu adalah SCO UNIX yang mahal dan Minix (yang entah kenapa kurang sreg). Ternyata di Finlandia ada seorang mahasiswa yang sedang berusaha membuat sebuah sistem operasi yang mirip UNIX. Saya jadinya ikut ngoprek juga. Ternyata asyik. Saya ngajakin teman-teman buat perusahaan pendukung Linux, tetapi pada sibuk sekolah semua. Akhirnya kami tidang ngapa-ngapain. Muncullah RedHat.

Nah, saya punya perasaan yang sama tentang Internet of Things (IoT) ini. Ini adalah masa depan.

Ketika saya berbicara dengan orang-orang pembuat perangkat keras, manufakturing elektronika dan mikroelektronika, kebanyakan masih mengarah kepada produk SIM card (smartcard). Dapat dipahami karena pasar SIM card di Indonesia saja ada lebih dari 500 juta unit pertahunnya. Sebuah pasar yang sangat besar. Maka akan sangat sulit untuk membujuk mereka untuk berubah haluan.

Kalau kita perhatikan lebih lanjut perangkat IoT ini, tidak ada yang menggunakan SIM card. Komunikasi antar perangkat ini sekarang kebanyakan menggunakan WiFi. Ke depannya apakah akan tetap menggunakan WiFi? atau Bluetooh (BLE)? Zigbee? LoRa? Yang pasti nampaknya bukan yang berbasis seluler. (Halo perusahaan seluler. Siap-siap menurun.)

photo559633135318444158

Komponen utama dari IoT adalah “prosesor” dan “media komunikasi”. Kunci utamanya adalah harus murah. Sangat murah. Mereka tidak harus menggunakan prosesor yang paling hebat (secara komputasi), tetapi yang cukup bagus dan murah. Masalahnya, jumlah yang diproduksi ini skalanya adalah milyaran unit. Beda 10 sen saja sudah beda jauh biayanya.

Jadi prosesor jenis apa? Nah, itu kita belum tahu. Sama-sama mencari tahu. Bahkan perusahaan besar sekalipun, seperti Intel dan IBM, masih mencari-cari. Mari kita perhatikan perkembangannya.

[Hal lain yang terkait dengan software dan data akan kita bicarakan dalam topik terpisah. Kita masih mencari “killer application” untuk IoT sebagaimana adanya Visicalc (spreadsheet) untuk komputer dan SMS untuk handphone. Google-nya IoT?]

Transistor: Semua Bermula Dari Ini

Perkembangan teknologi informasi tidak bisa dilepaskan dari penemuan transistor. Sebelum transistor yang ada adalah vacuum tubes seperti gambar di bawah ini. Bahkan komputer pertama pun dibuat dengan menggunakan komponen seperti ini.

[me holding a vacuum tube]

Bisa dibayangkan berapa besar ruangan yang dibutuhkan untuk membuat satu komputer ya? Listrik yang dibutuhkan pasti besar juga. Terus, panas yang dihasilkan pasti luar biasa.

Itulah sejarah ..

Membuat Soal Ujian

Semalaman saya berkutat membuat soal ujian susulan untuk dua mahasiswa yang tidak bisa ikutan UTS. Membuat soal yang sepadan dengan UTS, tetapi berbeda, tidak mudah. Waktu dan energi yang dibutuhkan sama dengan membuat soal untuk 100 orang. He he he.

Setelah cari-cari dan hanya menemukan soal yang kurang mutu, akhirnya saya putuskan untuk melihat Schaum series. Ini buku yang banyak membantu saya ketika kuliah dulu. Isinya banyak latihan soalnya. Untungnya saya memiliki eBooksnya. Soalnya kalau malam-malam harus cari buku ini, bisa menghabiskan waktu sendiri. Inilah enaknya eBooks, bisa dicari dengan mudah.

Akhirnya saya menemukan ide soal dari sana. 🙂 Nah, soal itulah yang akan saya gunakan untuk UTS susulan hari ini. Mahasiswanya baca blog ini gak ya? hi hi hi. Mau membaca pun sudah telat. hi hi hi. Sok latihan dari Schaum series…