Ganti handphone

Sebetulnya sudah lama saya membawa handphone cadangan, berupa hape murah meriah dari Maxtron. Nah sekarang yang cadangan ini mau dijadikan handphone utama. Nomor utama saya sudah seminggu (lebih?) ini saya pindahkan ke sana. Maka mulailah muncul masalah 🙂

Masalah yang pertama tentunya adalah phonebook. SMS atau telepon yang masuk tidak bisa saya kenali dari mana. Yang muncul hanya nomor saja. Tadinya saya mau pindahkan nomor dari handphone lama (SE G502) ke Maxtron ini, tetapi ini harus dilakukan secara manual. Baru selesai memindahkan nomor dengan huruf “A” sudah cape. he he he. Akhirnya berhenti.

Pikir-pikir, ini waktu yang tepat juga untuk membersihkan phonebook ya? Start with clean slate. Mulai dari nol lagi? Ide bagus? Buruk? Soalnya kan ada banyak nomor yang mungkin tidak pernah saya telepon lagi (atau jarang lah). Dia hanya akan menghabiskan memori phonebook yang jumlahnya terbatas.

Lebaran sebentar lagi hadir. Pasti akan banyak terima SMS dengan sumber yang tidak jelas. Hmm…

Selain itu saya juga masih belum familier dengan handphone ini. Keyboardnya terlalu kecil sehingga sering salah-salah nulis SMS. Belum lagi ringtonenya masih nyebelin 🙂 Pokoknya banyak salahnya deh.

Untuk sementara ini, kalau kirim SMS sertakan nama ya. (Mungkin menyertakan nama itu kebiasaan yang bagus?)

10 pemikiran pada “Ganti handphone

  1. Export phonebook ada banyak cara Pak :
    1. Select all semua contact, kalo di SE, mark-all, send-as … pilih aja bluetooth ….. semua nomor akan ke copy ke tujuan (laptop atau henpon baru).
    2. Pake software-nya SE, backup aja contactnya … bila gagal pake software no. 3 Pak
    3. Download ini Pak:
    http://www.fjsoft.at/en/
    4. Pake SIM Card temporary, beli aja Pak yg 5 rebuan, tapi agak ribet musti registrasi ke operator. All contact dicopy ke SIM baru, setelahs elesai SIM pasang di henpon baru, select all, copy ke henpon ….

  2. Thanks atas saran-sarannya. Keep them coming.

    Problem saya adalah … isi phonebook saya cukup banyak (ratusan? mendekati 1000?). Jadi agak repot kalau dilakukan satu persatu 🙂

  3. Itu HaPe Cina ya pak? Kalau iya, mungkin itulah bentuk kecerdasan orang cina. Mereka ngeh bahwa di Indonesia berlaku pepatah “ada rupa ada harga”, orang jawa bilang “ana rupa ana rega”. Mereka mungkin sangsi kalau di sini berlaku pepatan inggris “don’t judge a book just by the cover”. 😮

Tinggalkan komentar