Salah satu aliran yang saya ambil adalah tahu diri dan tahu umur. Maksudnya apa? Mari kita jelaskan dengan contoh saja.
Saya suka olah raga futsal. Sudah belasan tahun saya main futsal. Eh, malah mungkin mendekati 20 tahun. Namun cara bermain saya tentunya berbeda dengan jaman dahulu. Kalau jaman dahulu saya bisa memaksa mainnya, sekarang tidak lagi. Kalau sudah capek ya istirahat. Oh ya, saya juga dulunya rajin main bola lapangan besar tetapi saya sudah berhenti meskipun masih bisa secara fisik. Ya itu tadi. Harus tahu diri juga.
Demikian pula dalam pekerjaan. Jika capek dan tidak mampu mengerjakannya, maka saya berhenti. Tidak peduli apa-pun. Masalahnya adalah orang tidak peduli dengan kesehatan kita, maka kita yang harus peduli. Tentu saja saya mendelegasikan pekerjaan tersebut kepada orang lain sehingga pekerjaan tetap selesai (meskipun mungkin levelnya tidak sebaik ketika saya kerjakan sendiri).
Ini saat ini ada 3 kerjaan paralel yang sedang saya kerjakan. Sementara kemarin sore saya futsal 2 jam (sungguh) sehingga kerjaan yang tadinya saya jadwalkan untuk malam hari tidak dapat saya kerjakan. Jadinya saya kerjakan pagi ini (setelah menulis blog ini). Ya apa buat. Inilah yang dapat saya kerjakan. Oh ya selain 3 kerjaan ini masih ada beberapa orang / perusahaan yang ingin ketemu saya untuk konsultasi soal cyber security. Ya tidak bisa lah. Tapi mana mereka tahu soal kesibukan saya. Maka – lagi-lagi – saya yang harus mengatur diri saya sendiri. Biarlah mereka menganggap saya sok sibuk karena memang kenyataannya demikian (sibuk, maksudnya, bukan sok he he he).
Sakit adalah hal yang tidak menyenangkan bagi semua orang. Saya belum pernah bertemu dengan orang yang senang karena sakit atau karena ada yang sakit.
Sejak beberapa hari yang lalu saya sakit. Tidak parah, tapi yang namanya sakit ya tetap sakit. Ini mungkin masuk angin karena sebelumnya kehujanan. Entah kenapa, kalau saya kehujanan terus jadi sakit. Padahal biasanya sampai di rumah, saya mandi dan memanaskan badan. Mungkin ini karena telat saja ya. Sekarang sudah mendingan.
Yang menyedihkan bagi saya ketika sakit itu adalah saya tidak bisa berkarya. Tidak produktif. Hanya bisa tiduran aja. Padahal saya ingin menulis, membuat video, dan hal-lain yang menurut saya produktif. Kalau sakit, paling banter hanya bisa baca buku. Mau yang lebih serius pun jadi pusing. Hadoh.
Tulisan ini pun saya buat dengan tergesa-gesa karena masih pada tahap recovery. Hanya kegeraman ini tidak dapat dibendung. Jadi harus menulis.
Sebagai seorang dosen dan konsultan, salah satu hal yang harus saya kerjakan adalah membaca. Banyak membaca. Bahan bacaan tentu saja banyak yang bersifat teknis karena bidang keilmuan yang saya geluti sangat teknis, tetapi juga ada bacaan yang bersifat filosofis. Di luar itu memang saya suka membaca berbagai topik yang tidak spesifik terkait dengan bidang keilmuan saya.
Masalahnya seringkali orang lain – dan bahkan saya sendiri – beranggapan bahwa membaca adalah bukan bekerja. Kalau bekerja itu menghasilkan sesuatu, baik yang terlihat secara fisik atau yang tidak langsung terlihat secara fisik. Tulisan ini juga merupakan sebuah karya atau hasil yang “tidak fisik”. Singkatnya ada hasilnya. Nah, kalau membaca kan tidak terlihat hasilnya. Memang karena membaca hasilnya ada di orang yang membaca. Dia menjadi lebih paham. Lebih mengerti. Lebih knowledgable. Jadi memang membaca itu merupakan bagian dari bekerja.
Membaca biasanya dilakukan dengan duduk. Saya dulu sering membaca sambil tiduran, tetapi sekarang lebih susah karena sudah harus menggunakan kacamata baca. Sangat mengganggu ketika membaca sambil seloyoran. Di luar negeri banyak juga orang yang membaca sambil berdiri di transportasi publik seperti subway, kereta bawah tanah, MRT, dan sejenisnya. Saya tidak bisa karena pusing kalau membaca di kendaraan yang bergerak. Eh, kalau di kereta api dan pesawat terbang masih bisa membaca. Namun sebagian besar membaca saya lakukan dengan duduk. Nah, apakah duduk membaca ini bekerja? Harusnya iya ya?
Tanpa membaca, ilmu saya akan mangkrak di satu titik. Stuck. Macet. Maka murid-murid saya dan juga klien-klien saya tidak mendapatkan yang terbaik, yang terbaru. Seperti mengajarkan ilmu di jaman dinosaurus. Padahal bidang ilmu saya – terkait dengan teknologi informasi – berkembang dengan sangat pesat. Jadinya membaca adalah sebuah kewajiban untuk memperbaharui ilmu. Berarti saya harus banyak duduk membaca. Waduh.
Sudah lama tidak ngeblog karena kalau lagi di rumah malah buat video YouTube. Ha ha ha. Jadi ini kebetulan pas lagi di jalan – atau lebih tepatnya di atas kereta api – ya ngeblog. Soalnya kalau buat video, berisik suaranya dan juga kalau mau upload hasil videonya bakalan habis kuota.
Sebetulnya sudah beberapa kali saya mau ngeblog. Topik sudah di kepala. Eh, jadinya buat video dulu. Lepas buat video jadi males lagi untuk membahas topik yang sama. Ternyata itu salah satu tantangan. Di kepala saya yang kebayang adalah pembaca akan bosan dengan bahasan topik itu, tapi saya lupa bahwa pembaca blog ini dengan pemirsa video YouTube saya kemungkinan besar berbeda orangnya. Jadi pembahasan di blog pun masih tetap valid dan fresh. Eh, benarkah asumsi ini?
Ok deh. Ini perjalanan masih panjang. Semoga ada mood untuk menuliskan topik-topik yang lebih bernas di blog ini dalam perjalanan kereta api ini.
Akhir tahun 2022. Apa yang dapat kita pelajari dari 2022? Tulisan ini akan saya gunakan untuk mencatatkan apa-apa yang terjadi di 2022, yang menarik dari kacamata saya. Tadinya saya akan membuat sebuat tulisan yang komprehensif tetapi bakalan gak jadi-jadi. Lebih baik saya buat tulisan di blog ini yang saya perbaharui sambil jalan. Jadi jangan kaget kalau tulisan ini berubah-ubah. (Setidaknya ketika sedang saya buat.)
Blockchain: Crypto & NFT
Di kepala saya kalau disebutkan kata “crypto”, yang muncul adalah cryptography. Bagi sebagian besar orang, kata “crypto” berasosiasi dengan cryptocurrency. Crypto(currency) ini adalah salah satu bentuk aplikasi dari blockchain. Saya menyukai blockchain, tetapi saya bukan penggemar cryptocurrency. Blockchain bagi saya sangat cocok untuk e-voting. Sudah banyak penelitian saya dan mahasiswa saya terkait dengan hal ini. Mari kita tunggu satu atau dua tahun lagi.
Tahun 2022 ditandai dengan berbagai masalah terkait dengan cryptocurrency. Salah satunya adalah bangkrutnya FTX, sebuah crypto exchange. (Masalah sesunggunya tidak terkait dengan crypto-nya tetapi lebih ke arah kenakalan pembuat perusahaan / bisnisnya.)
Tahun 2022 merupakan tahun yang buruk untuk crypto, tetapi tahun ini merupakan kemunculan NFT secara besar-besaran. NFT mulai mendapat sorotan positif, tetapi killer application untuk NFT masih belum ditemukan. Nah, ini opportunity yang cukup besar. Saya akan mencoba masuk ke sini di tahun 2023.
Artificial Intelligence (AI)
Kalau tidak crypto(currency) dan NFT, tahun 2022 hampir semua orang berbicara tentang AI – kecerdasan buatan. Tahun 2022 ditandai dengan dibukanya akses kepada ChatGPT oleh OpenAI. (Link ada di sini.) Sebetulnya hype tentang chatbot buatan OpenAI ini sudah lama terjadi, tetapi hanya orang-orang tertentu saja yang mendapatkan akses. Kita-kita belum bisa. Nah, tahun 2022 ditandai dengan dibukanya akses terhadap sistem chat buatan OpenAI ini. Ternyata respon dari banyak orang sangat luar biasa. Dalam waktu 5 hari didapatkan 1 juta pengguna. Ini merupakan sebuah rekor dari sebuah aplikasi (termasuk situs web).
Sebetulnya ChatGPT ini bukan satu-satunya penelitian dan pengembangan tentang chatbot. Ada beberapa lagi yang kemungkinan lebih hebat, tetapi hebatnya (atau nekadnya?) OpenAI adalah layanan ini dibuka saja ke publik. Pintar juga. Publik digunakan sebagai tester. Sebagai kelinci percobaan gratisan. Elon Musk – salah satu pendiri OpenAI – memang sering gila sepert ini.
Orang-orang kemudian merasa terkejut dengan kemampuannya. Banyak orang yang kemudian memperkirakan bahwa ada banyak pekerjaan yang akan hilang dengan adanya ChatGPT ini. Saya pun mencoba untuk membuat abstrak dalam bahasa Inggris dengan menggunakan sistem ini. Hasilnya? Luar biasa bagus. Ya ampun. Ngeri juga. Kemudian orang-orang mencoba menggunakan sistem ini untuk membuat kode program. Hasilnya? Sama luar biasanya. Tambah ngeri.
ChatGPT ini masih punya banyak keterbatasan. Dia bukan search engine, semacam Google, yang mengetahui banyak hal. Dia harus diberitahu dengan fakta-fakta dulu baru dia dapat membuat kesimpulan (rangkuman). Banyak orang yang masih menjelek-jelekkan ChatGPT ini karena membandingkannya dengan Google. Sekarang dia memang belum tersambung dengan search engine (internet secara umum). Tunggu tanggal mainnya saja.
Ternyata ChatGPT ini juga masih memiliki masalah. Misalnya dia masih bingung dengan logika lebih kecil dan lebih besar. Ada orang yang iseng membuat sebuat pernyataan tentang perbandingan umur. Ternyata kesimpulan ChatGPT masih salah. (Lihat contoh di bawah ini.)
Ke depannya, kita akan melihat lebih banyak terobosan AI, tetapi jangan takut. Oh ya, saya memiliki perusahaan yang menggeluti bidang AI ini. Silahkan kunjungi situsnya: riset.ai.
Startup / Entrepreneurship
Tahun 2022 di Indonesia ditandai dengan hype tentang perusahaan yang menjadi unicorn. Ini ada baik dan buruknya. Salah satu yang menjadi catatan adalah IPO-nya perusahaan GoTo, yang merupakan gabungan dari Go-Jek dan Tokopedia. Sayangnya sahamnya akhirnya terjun bebas juga.
Secara umum, perusahaan-perusahaan belum dapat bangkit lagi ke kondisi sebelum COVID-19. Jadi dalam dua tahun terakhir ini masih berjuang. Bagaimana 2023? Semoga membaik.
Yang sedang viral (hype) kali ini adalah ChatGPT, produk chat berbasis AI. (Bisa dilihat di sini.) Kita bisa mengajak mesin AI untuk berdiskusi. Hasilnya luar biasa. Banyak orang yang kemudian khawatir bahwa dia akan menggantikan banyak pekerjaan manusia. Kemungkinan sih iya. Bahkan kita bisa minta dia untuk membuat contoh kode program! Akhir dari pekerjaan manusia sebagai pemrogram (coder)? Tidak juga.
Ternyata AI masih memiliki kelemahan. Ini contohnya. Dia masih bingung untuk urusan besar kecil. Ha ha ha. Jadi jangan khawatir AI menggantikan manusia.
Mari kita coba cek kelemahan apa lagi dari si ChatGPT ini.
Kesel juga melihat banyak tulisan di grup WA tentang orang yang marah-marah soal presiden tiga periode. Masalahnya begini, secara undang-undang, presiden hanya boleh dipilih dua kali. Dua periode saja. Tidak bisa lebih. Kalau mau lebih ya harus mengganti UU. Memangnya gampang gitu mengganti UU?
Kalau ada orang yang percaya bahwa presiden dapat dipilih 3 periode, berarti dia juga harus percaya bahwa presiden dapat dipilih 7 periode. Bodor pisan. Lucu sekali. he he he.
Saya termasuk yang mendukung pak Jokowi sebagai presiden RI, tetapi tentunya saya TIDAK mendukung adanya presiden 3 periode atau malah 7 periode. Hanya orang yang ingin membuat suasana keruh saja yang mengatakan demikian – presiden 3 periode. Kemudian mereka ini mengojok-ojoki orang lain untuk percaya. Sekedar untuk membuat keributan saja. Hentikan keributan ini.
Mungkin saya adalah salah satu orang entrepreneur musik digital yang agak aneh dan jarang ditemui. Pasalnya saya sudah beberapa kali membuat toko musik digital dan gagal berkembang. Kegagalannya disebabkan karena terlalu cepat – too early – didirikan sehingga pasar (masyarakat) belum siap.
Ketika pertama kali saya berniat membuat toko musik digital, belum ada pembayaran digital (QRIS, Ovo, Gopay, dll.) dan kecepatan internet masih lambat. Jaringan mobile phone pada saat itu baru GPRS dan sangat mahal. Untuk mengunduh (download) satu lagu MP3 berukuran 3MB (sampai dengan 5MB) mungkin membutuhkan waktu harian – kalau tidak putus. Biaya untuk download satu lagu mungkin jatuhnya Rp. 50.000,-. Tidak masuk akal. Maka toko musik digital yang seperti sekarang – bisa download dari internet – belum masuk akal secara biaya di Indonesia. Akhirnya saya membuat toko musik digital yang bersifat fisik, maksudnya ada tokonya dan langsung dibayar pakai uang cash di tempat. Itu toko musik digital saya yang berada di Blitzmegaplex. Namanya Digital Beat Store.
Ternyata biaya operasional untuk menjalankan toko musik digital secara fisik masih lebih besar dibandingkan pendapatannya sehingga setelah beberapa tahun, toko musik digital fisik itu terpaksa kami tutup. Sayang sekali ya. Namun saya tidak putus asa.
Muncul toko musik digital saya yang ketiga, Insan Music Store. Ini menggunakan internet untuk download lagunya karena internet sudah mulai kencang. 3G juga sudah tersedia. Untuk pembayarannya kami menggunakan Mandiri eCash. Sayangnya ecash kemudian disatukan menjadi Link Aja, yang mana kami terpaksa lagi tutup. Tidak ada sistem pembayaran yang murah biaya transaksinya. Bayangkan, kami menjual lagu sebesar Rp. 5.000,- sementara biaya transaksi juga sekitar itu (dan bahkan ada bank yang meminta lebih mahal). Tidak memungkinkan. Akhirnya tutup juga.
Poster Toko Musik Digital “Insan Music Store”
Toko musik digital saya yang ke-4 tetap menggunakan nama Insan Music Store, tetapi kali ini kami mencoba mencatatkan pembayarannya menggunakan blockchain. Berhasil. Secara teknis berhasil. Kami menggunakan stable coin untuk pembayarannya. Hanya saja hal ini belum memungkinkan secara legal di Indonesia. Jadi, secara teknis bisa, secara hukum tidak bisa. Sayang sekali.
Sekarang kami “dipaksa” untuk pivot lagi ke NFT. Toko musik digital saya yang ke-5 kemungkinan menggunakan NFT. Sekarang sedang dikembangkan. Tunggu tanggal mainnya.
Bubur ayam adalah makanan yang dapat memberikan ketenangan di perut tetapi juga dapat mengakibatkan perang dunia ke-7. Kok bisa?
Bubur berasal dari beras yang dimasak sehingga menjadi lembut. Berbeda dengan nasi yang masih harus dikunyah, bubur bisa langsung ditelan jika memang terpaksa. Ini sangat membantu ketika kita sedang sakit yang biasanya malas makan atau sulit untuk mengunyah makanan. Itulah sebabnya bubur sering digunakan untuk makanan utama bagi orang yang sakit.
Adanya rasa ayam membuat bubur tidak menjadi hambar. Plain. Rasa ayam ini memang berasal dari suwiran daging ayam yang kadang ditambah dengan ati ampela dan kaldu ayam. Untuk tambahan ati ampela dan kaldu ayam ini ada yang suka dan ada yang tidak suka. Yang komplit biasanya ditambahkan dengan potongan telur rebus. Singkatnya bubur ayam merupakan makanan pilihan saya ketika sedang sakit perut atau sedang sakit.
Soal perang dunia ke-7. Itu hanya lawakan saja, tetapi bisa terjadi. Pasalnya bubur ayam ini ternyata memiliki dua “madzhab” atau aliran besar, yaitu diaduk (maksudnya semua “condiment” diaduk menjadi satu) atau tidak diaduk. Ternyata ini sangat berkesan pada banyak orang sehingga jangan coba-coba membujuk seseorang dari satu aliran untuk pindah ke aliran lainnya. Saya sendiri termasuk aliran tidak diaduk, tetapi tidak terlalu fanatik. Bagaimana dengan Anda? Kita tidak perlu sependapat kan?
Kesimpulan sementara saya saat ini adalah “media sosial bukan tempat untuk mendiskusikan hal yang serius“.
Beberapa tahun yang lalu ada sebuah diskusi di facebook dan twitter – kala itu sedang ngetrend kultiwt, kuliah (via) twitter. Diskusinya akan mengarah kepada hal yang lebih dalam atau serius. Apa yang terjadi? Peserta mulai berkurang. Mreteli. Mrotoli. he he he. Awal-awalnya sih pesertanya banyak dan seperti yang mau serius semua. Kenyataannya tidak demkian. Hanya ngomong saja. Kejadian seperti ini berulang kali.
Sekarang ini sedang ramai untuk sebuah topik. Semua orang berkomentar. Semua orang menjadi “pakar dadakan”. Semua menuntut untuk diskusi yang lebih dalam. Saya pancing dengan topik yang lebih teknis dan mendalam, ternyata tidak ada yang komentar alias sepi. Ha ha ha. Ini semakin membuktikan bahwa medsos bukan untuk hal yang serius.
Jadi, jika ada yang meminta Anda untuk mendiskusikan sesuatu secara serius di medsos, lupakan saja. Toh mereka hanya sekedar ngomong. Ha ha ha.
Masih melanjutkan program “Donasi Kopi Untuk Nakes”, kali ini kami menyerahkan kopi yang siap seduh ini ke RS Santo Boromeus dan RS Kartini. Distribusi kali ini dilakukan secara mendadak tanpa persiapan yang panjang. Ini adalah bentuk apresiasi kita semua kepada para Nakes yang bertarung dengan COVID-19. Membuat kehidupan kita menjadi lebih baik.
Berikut ini ada beberapa foto penyerahan kopi tersebut.
Bersama bu Ning dari RS BoromeusMasih dari RS Santo BoromeusBersama kang Jacob dari RS Kartini
Semoga program ini dapat terus berlangsung. Bagi yang berminat untuk bergabung, silahkan kontak kami.
Tautan ke informasi Donasi Kopi Lainnya (daftar isi):
Minggu ini entah kenapa banyak sekali kasus security, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Mungkin sebetulnya setiap minggu ada tetapi minggu ini kebetulan yang kena agak sedikit populer. Jadi terlihat.
Berikut ini contoh sebuah perusahaan besar, Entrust, yang juga terkena ransomware. Setidaknya, lockbit klaim bahwa mereka berhasil menyerang Entrust. Agak aneh juga ya, penyerang ngaku. he he he.
Link untuk yang di Indonesia menyusul ya. Ini siap-siap mengajar dulu. Kasus-kasusnya terkait dengan kebocoran data di PLN, pelanggan Indiehome (yang ini belum jelas sumber kebocorannya), BIN, dan seterusnya.