Drakor (4)

Entah kenapa kali ini tontonan draktor banyak yang agak kepolisian, thriller, dan sejenisnya. Tapi bagus juga sih supaya tidak terlalu menye-menye. He he he.

  • The Healer (2014). Ini muncul dalam suggestion di layar saya. Saya tunda-tunda, tapi akhirnya ditonton juga. Seri lama ini ternyata bagus banget dalam catatan saya. Lawakannya pas. Spin-nya pas. Ceritanya tidak terlalu lambat. Tidak ada shot yang dibuat agar lebih panjang filmnya. Pas saja. Pemeran prianya ngganteng tidak terlalu dipermak (apa ya istilahnya). Pemeran ceweknya juga sama kerennya. Cantik. Mungkin karena masih tahun 2014 ya? Jadi belum terlalu banyak “modifikasi” wajah. ha ha ha. Nilainya 10/10.
  • Military Prosecutor DOBERMAN (2022). Yang ini seru juga meskipun ada banyak yang mengada-ada. Lawakannya pun kadang agak berlebihan, tapi karena tahu ini hiperbol jadinya ya lucu aja. Awalnya melihat pemeran prianya yang kayaknya pernah lihat. Maklum, saya masih belum hafal nama-nama aktor Korea. Oh ternyata Ahn Bo-hyun yang menjadi pemeran di seri “Flex n Cop” yang bodorannya juga saya sukai. Pantes. Yang ini nilainya 9,8/10.

Tautan terkait

Drakor (3)

Kembali melanjutkan catatan mengenai drama Korea yang saya tonton. Kali ini saya menonton beberapa seri sekaligus.

  • Flex X Cop. Yang ini bercerita tentang anak dari keluarga kaya yang awalnya terpaksa dijadikan polisi supaya tidak bikin gara-gara karena kebanyakan flexing. Namun ternyata dari sana malah dia bisa jadi manfaat di tim polisinya karena kemampuan dia flexingnya. ha ha ha. Ada beberapa lawakan yang menurut saya mau dijadikan dark joke tapi jadi garing. he he he. Oke lah. Bagi saya ini nilainya 9,9/10. Nyaris sempurna. Hanya biasa, jagoannya terlalu klimis. Mosok berantem dan seterusnya tetap klimis.
  • Doctor Slump. Masih berlangsung. Kayaknya bagus. Entah kenapa ini saya tonton karena rekomendasi dari Netflix. Eh, pikir-pikir ini aktris-nya kok kayak pernah lihat di film lain. Maklum masih belum bisa membedakan aktor dan aktris. Di film Sisyphus (yang saya catatkan di drakor (2)). Namanya ternyata Park Shin-hye. Dan kata orang-orang dia paling bagus di seri Doctors. Akhirnya nonton Doctors juga.
    Update: akhirnya selesai juga nonton Doctor Slump. Saya kasih nilai 9/10 deh. Sebetulnya tidak ada yang terlalu istimewa, tetapi tidak ada jeleknya juga. Lawakannya – situasi komedi – masih oke juga lah. Jadi untuk tontonan yang tidak terlalu dibuat tegang dan sekedar untuk hiburan yang menyenangkan boleh lah.
  • Doctors. Seperti list di atas, ini gara-gara rekomendasi orang-orang terkati dengan aktris Park Shin-hye. Hampir selesai nontonnya. Nilai sementara 9/10. Bagus sih tetapi ada bagian yang agak kurang riil saja, seperti misalnya dokter ngantor pakai high-heels. Asa tidak mungkin. Memang secara visual bagus, tapi jadinya malah kurang riil.
  • Wedding Impossible. Masih ditonton. Belum selesai. Sementara ini nilainya bagus. Kita tunggu apakah terus bagus. Yang saya suka adalah lead actress-nya.

Tautan terkait

Drakor (2)

Ini sekedar catatan saya tentang beberapa drama Korea (drakor) yang saya tonton. Ada beberapa orang yang bertanya kepada saya apa saja yang layak tonton. Kemarin-kemarin ada beberapa yang tidak saya catatkan jadi lupa.

Ini yang sedang saya tonton.

  • Sisyphus. Ini drakor science fiction. Saya suka, tapi banyak yang tidak suka karena lawakannya sedikit. Hal yang saya kurang suka adalah ada beberapa hal yang agak kayak ingin niru Ironman. Sementara ini nilai saya 9/10. Setelah sampai selesai, banyak yang agak membingungkan jadi nilainya turun menjadi 8/10.
  • Stranger. Awalnya menarik, kemudian kok jadi membosankan, tapi ditahan terus dan akhirnya menjadi menarik. Session 1 saya suka. Bahkan menurut saya ini malah bisa jam 9,5/10. Session 2 baru saya mulai tetapi kok jadi membosankan lagi ya.
  • Flex X Cop. Nunggu selesai episodenya.
  • Marry my husband. Juga nunggu selesai episodenya.

Yang sudah selesai ditonton.

  • Life on Mars. Sebetulnya ini perlu dibuatkan cerita tersendiri. Ini cerita seri yang sama dengan judul yang sama di Inggris dan Amerika. Semuanya bagus-bagus. Menurut saya sih ini 10/10. Ya kurang-kurang dikitlah. Tapi saya suka sekali. Versi yang paling bagus bagi saya adalah versi yang Amerika meskipun yang berkultural adalah versi yang Inggris. Jadi rankingnya adalah versi Amerika, Inggris, dan Korea. Semuanya bagus. 10/10.

Tautan terkait

Perjalanan Drama Korea Saya

Terus terang saya tidak pernah membayangkan bahwa saya suka drama Korea (drakor). Ha ha ha. Sekarang pun saya menonton drakor untuk mencoba memahami. Belajar. Alasannya demikian. Ha ha ha. Maaf kalau postingan ini banyak ketawanya. Ini menertawakan diri sendiri.

Bagaimana kok jadi senang drakor? Awalnya sih hanya ingin tahu saja. Curious. Memang benar ada istilah curiosity killed the cat. Jadi saja saya keblasuk “senang” drakor. Ini masih saya kasih tanda kutip. Tapi ini cerita tentang perjalanan saya mulai masuk ke drakor.

Yang pertama saya tonton adalah seri “Young Lady and Gentleman“. Ini sebetulnya adalah pilihan yang SALAH. Ini saya pilih karena tiba-tiba muncul di Netflix saya. Yang menarik awalnya ada anak kecil yang nangis. Lucu kali ini anak kecilnya nangis. ha ha ha. Kenapa saya katakan pilihan saya ini salah? Ada beberapa hal:

  • seri ini biasa-biasa saja (setelah saya nantinya membanding-bandingkan dengan seri drakor lainnya), tetapi menunjukkan apa isi drakor yaitu tentang adanya kasta orang kaya dan orang miskin. Kalau orang kaya itu dandannya kelimis-kelimis (apa istilahnya ya?). Terus marah-marah, dan seterusnya (tentang marah-marah di drakor ini akan saya bahas secara terpisah);
  • seri ini ada 52 episode! Gila. Bayangkan 52!!! Ini tidak lazim untuk drakor. Biasanya seri drakor itu terdiri dari 16 episode;
  • alur ceritanya agak cheezy, tapi ini yang membuat saya tetap nonton karena tidak dibutuhkan konsentrasi. Ya tinggal ditonton saja. Gak usah mikir terlalu jauh.

Setelah menonton seri itu barulah saya mencoba mencari seri-seri yang lain. Nah, saya mulai lupa seri-seri apa saja yang saya tonton tetapi jumlahnya cukup banyak. (Lupa menghitung.) Namun ada beberapa yang menurut saya bagus. Tentu saja bagus ini merupakan selera. Berikut ini yang masuk dalam catatan bagus menurut saya.

  • Crash Course in Romance. Yang saya suka dari seri ini adalah lagu soundtracknya; Gypsohila. Ceritanya ini mengingatkan saya akan bimbingan test / bimbingan belajar (bimbel) di Indonesia juga. Saya juga tahu bahwa persaingan di dunia pendidikan di Korea lebih berat sehingga siswa butuh bimbel di luar sekolah.
  • Coffee Prince. Lupa kenapa, tapi saya suka dengan tokoh perempuannya yang sangat mandiri dan agak tomboy.
  • Crash Landing On You. Menurut saya ini justru salah satu yang the best karena lucu! Dan ini juga yang membuat saya suka dengan aktor Hyun Bin. Saya juga akhirnya baru tahu bahwa seri ini juga sangat spesial bagi aktor dan aktrisnya. Kenapa? Cari sendiri infonya. Ha ha ha. Kalau saya tuliskan di sini jadi terlalu membocorkan. Tidak seru. Oh ya saya baru sadar juga kenapa saya suka Hyun Bin karena dia tidak terlalu klimis dibanding aktor-aktor Korea lainnya. Lebih macho.
  • ada beberapa lagi yang akan saya update secara berkala.

Ada beberapa catatan saya selama “belajar” nonton drakor.

  • Saya masih belum bisa membedakan aktris-aktris drakor. Wajahnya nyaris sama semua bagi saya. Ha ha ha. Nama-namanya pun saya tidak hafal.
  • Untuk aktor (pria tentunya), saya masih kurang suka dengan wajah yang klimis. Maklum aktor kesukaan saya itu model yang macho ala Indiana Jones gitu. Bahwa makeup digunakan oleh aktor itu masih bagaimana gitu bagi saya. Namun ini masalah selera. Tidak masalah seharusnya.
  • Cerita dalam drakor biasanya lumayan. Dari awal kemudian membangun ceritanya bagus, tetapi nyaris selalu solusinya terlalu “gampang”. “Solusi” muncul di episode 16. Jadi terkesan dipaksakan harus selesai. Jadi tiba-tiba masalah-masalah selesai. Mungkin kalau dipanjangkan ceritanya jadi 52 episode juga ya. ha ha ha. Bakalan gak tahan penontonya.
  • Karakter dari tokoh-tokohnya sangat konsisten. Kalau bodor, ya terus bodor. Jadi kalau ada situasi / kasus maka respon dari tokohnya konsisten dengan karakternya. (Ini yang kadang saya merasa kurang dari sinetron2 Indonesia?)

Demikianlah.

Tautan terkait