Terus terang saya tidak pernah membayangkan bahwa saya suka drama Korea (drakor). Ha ha ha. Sekarang pun saya menonton drakor untuk mencoba memahami. Belajar. Alasannya demikian. Ha ha ha. Maaf kalau postingan ini banyak ketawanya. Ini menertawakan diri sendiri.
Bagaimana kok jadi senang drakor? Awalnya sih hanya ingin tahu saja. Curious. Memang benar ada istilah curiosity killed the cat. Jadi saja saya keblasuk “senang” drakor. Ini masih saya kasih tanda kutip. Tapi ini cerita tentang perjalanan saya mulai masuk ke drakor.
Yang pertama saya tonton adalah seri “Young Lady and Gentleman“. Ini sebetulnya adalah pilihan yang SALAH. Ini saya pilih karena tiba-tiba muncul di Netflix saya. Yang menarik awalnya ada anak kecil yang nangis. Lucu kali ini anak kecilnya nangis. ha ha ha. Kenapa saya katakan pilihan saya ini salah? Ada beberapa hal:
- seri ini biasa-biasa saja (setelah saya nantinya membanding-bandingkan dengan seri drakor lainnya), tetapi menunjukkan apa isi drakor yaitu tentang adanya kasta orang kaya dan orang miskin. Kalau orang kaya itu dandannya kelimis-kelimis (apa istilahnya ya?). Terus marah-marah, dan seterusnya (tentang marah-marah di drakor ini akan saya bahas secara terpisah);
- seri ini ada 52 episode! Gila. Bayangkan 52!!! Ini tidak lazim untuk drakor. Biasanya seri drakor itu terdiri dari 16 episode;
- alur ceritanya agak cheezy, tapi ini yang membuat saya tetap nonton karena tidak dibutuhkan konsentrasi. Ya tinggal ditonton saja. Gak usah mikir terlalu jauh.
Setelah menonton seri itu barulah saya mencoba mencari seri-seri yang lain. Nah, saya mulai lupa seri-seri apa saja yang saya tonton tetapi jumlahnya cukup banyak. (Lupa menghitung.) Namun ada beberapa yang menurut saya bagus. Tentu saja bagus ini merupakan selera. Berikut ini yang masuk dalam catatan bagus menurut saya.
- Crash Course in Romance. Yang saya suka dari seri ini adalah lagu soundtracknya; Gypsohila. Ceritanya ini mengingatkan saya akan bimbingan test / bimbingan belajar (bimbel) di Indonesia juga. Saya juga tahu bahwa persaingan di dunia pendidikan di Korea lebih berat sehingga siswa butuh bimbel di luar sekolah.
- Coffee Prince. Lupa kenapa, tapi saya suka dengan tokoh perempuannya yang sangat mandiri dan agak tomboy.
- Crash Landing On You. Menurut saya ini justru salah satu yang the best karena lucu! Dan ini juga yang membuat saya suka dengan aktor Hyun Bin. Saya juga akhirnya baru tahu bahwa seri ini juga sangat spesial bagi aktor dan aktrisnya. Kenapa? Cari sendiri infonya. Ha ha ha. Kalau saya tuliskan di sini jadi terlalu membocorkan. Tidak seru. Oh ya saya baru sadar juga kenapa saya suka Hyun Bin karena dia tidak terlalu klimis dibanding aktor-aktor Korea lainnya. Lebih macho.
- ada beberapa lagi yang akan saya update secara berkala.
Ada beberapa catatan saya selama “belajar” nonton drakor.
- Saya masih belum bisa membedakan aktris-aktris drakor. Wajahnya nyaris sama semua bagi saya. Ha ha ha. Nama-namanya pun saya tidak hafal.
- Untuk aktor (pria tentunya), saya masih kurang suka dengan wajah yang klimis. Maklum aktor kesukaan saya itu model yang macho ala Indiana Jones gitu. Bahwa makeup digunakan oleh aktor itu masih bagaimana gitu bagi saya. Namun ini masalah selera. Tidak masalah seharusnya.
- Cerita dalam drakor biasanya lumayan. Dari awal kemudian membangun ceritanya bagus, tetapi nyaris selalu solusinya terlalu “gampang”. “Solusi” muncul di episode 16. Jadi terkesan dipaksakan harus selesai. Jadi tiba-tiba masalah-masalah selesai. Mungkin kalau dipanjangkan ceritanya jadi 52 episode juga ya. ha ha ha. Bakalan gak tahan penontonya.
- Karakter dari tokoh-tokohnya sangat konsisten. Kalau bodor, ya terus bodor. Jadi kalau ada situasi / kasus maka respon dari tokohnya konsisten dengan karakternya. (Ini yang kadang saya merasa kurang dari sinetron2 Indonesia?)
Demikianlah.
Tautan terkait