Malu Dengan Kesibukanku

Di beberapa tulisan terdahulu (malas mencarinya, hi hi hi) saya pernah menuliskan betapa sibuknya saya. Sampai sekarang ternyata kegiatan saya tidak mereda juga. Terus terang, sering saya malu dengan (akibat dari) kesibukan saya ini.

Semalam, misalnya, saya janjian dengan beberapa kawan dari ISNET untuk ketemu jam 21 di sebuah tempat di Jakarta. Mengapa jam itu? Ya, karena jam itulah saya bisanya. Dari pagi sampai jam itu saya sibuk dengan berbagai acara. Untuk kasus kemarin, saya harus memberikan presentasi yang direncanakan selesai jam 21. Ternyata acaranya baru selesa jam 22. Mas Sindhu sampai mengirim beberapa SMS ke saya untuk mengatakan bahwa rekan-rekan sudah ada di tempat.

Saya malu karena merasa seperti orang yang sok penting. Hebat kali si Budi ini, sampai orang harus mengantre untuk ketemu. Padahal orang-orang yang menemui saya kemarin tidak kalah hebatnya lho. Saya tidak perlu sebutkan deh. Pokoknya kehebatan mereka on-par dengan saya. Mosok mereka disuruh menunggu. Untungnya mereka kawan-kawan yang bersahaja (humble) dan dapat mengerti kondisi saya. [Cerita terkait: blognya Harry Sufehmi]
(Sampai rumah sudah larut malam dan saya masih harus membereskan sebuah materi presentasi yang dipresentasikan tadi pagi. Tidur baru sekitar pukul 00:30. Bangun harus pagi karena harus sholat Subuh. Gak boleh lewat cing! Sholat itu penting. Walhasil pagi ini banyak menguap, untung tidak ketahuan. he he he.)

Lepas dari acara itu saya langsung menuju travel yang membawa saya ke Bandung. Sesampainya di Bandung, pas di pintu gerbang, ketemu dengan tim INDOCISC, ID-CERT, dan … MyCERT (Malaysia CERT) yang mau jalan dan pulang. Gedubrak. Kawan-kawan dari Malaysia ternyata datang ke Bandung untuk ketemu dengan kami (ID-CERT). Saya malu juga hanya bisa menemui mereka di gerbang. Sebelumnya email-email mereka juga tidak sempat saya balas sehingga mereka bertanya-tanya apakah Budi Rahardjo itu ada sungguhan atau hanya nick name email saja? he he he.

Bayangkan, membalas email saja sampai tidak sempat. Malu banget. (Apalagi membalas SMS. Banyak SMS yang tidak saya balas karena repot banget untuk mengelola SMS yang banyak. Email lebih mudah dikelola daripada SMS karena program pengelola SMS yang ada di handphone sangat terbatas.)

Lagi-lagi malu-maluin.

Tadi di perjalanan saya ditelepon oleh seorang kawan yang atasannya ingin ketemu. Nah lho. Ini yang yang sering membuat saya pusing, yaitu pertanyaan … “kapan bisa ketemu, pak?” Mosok ngajak ketemuan direktur di ruang tunggu travel, atau stasiun kereta api, atau lobby gedung. Sangat tidak sopan. Namun bagaimana lagi? Waktu luang yang ada adalah … di tempat-tempat di atas dan/atau dengan jam yang nggak jelas (di atas jam 10 malam – ngopi malam, sebelum jam 7 pagi – breakfast).

Kadang terlihat juga mata yang tidak percaya dengan kesibukan saya. Disangkanya saya tidak mau ketemu (ngeles). Atau jika melalui telepon, ada nada tidak percaya dari suaranya. Ya sudah … inilah BR apa adanya. Sesungguhnya aku malu dengan kesibukanku, tapi apa daya … ini sudah tugasku.

Jadi, lain kali kalau minta waktu ketemu saya dan saya kelihatan ragu … Anda tahu cerita di belakangnya.

19 pemikiran pada “Malu Dengan Kesibukanku

  1. Aku Malu Dengan Kesibukanku
    Namun kutahu ini adalah bagian dari ibadahku
    Memberi kebahagian pada banyak orang yg menunggu
    SampaikanSe-zarah ilmu dan sepercik silaturahmiku

    Kadang kucoba sampaikan syair laguku
    Sebagai selingan hidup yang melaju
    Hanya do’a dan kekuatan yg selalu kurindu
    Dari Maha Pencipta Yang Maha Tahu

  2. Hebatnya Pak Budi ini, biar sibuk tapi tetap ngeblog. Enggak seperti saya, enggak sibuk tapi enggak ngeblog. Terima kasih pembelajarannya Pak.

  3. emang iya ya? paling berat se-dunia itu manajemen waktu… 😥
    kalau duit salah di-menej, masih bisa di-cari
    nah kalau waktu? ilang deh… ndak bisa ter-ulang lagi
    *inget diri sendiri*

  4. ya sudah pak (saya termasuk yang pernah mengirim email ke bapak dan belum dibalas) hehehe..

    jaga kesehatan n tetap semangat berkarya ya.

  5. Dulu saya sempat SMS beberapa kali untuk meminta kesediaan pak Budi mengisi kegiatan
    Tyt masih sempat mbales SMS kok,
    intinya sama:”maaf saya nggak bisa..”
    😀

  6. Sumpah deh.. ini komentar pasti ga (sempat) dbales.
    Halah, koq mbales maneh, mbaca aja ngga’.. 😀

  7. Kalau masalah membalas e-mail, kenapa gak pake handphone ajah? Kan bisa dimana saja dan kapan saja….yang perlu dilakukan hanyalah mempunyai sebuah handphone yang bisa browsing internet, SIM Card yang bisa mengakses GPRS, dan menyetting setelan GPRS pada handphone Anda…Maka, balas membalas e-mail pun akan lebih mudah. Kalau sms yang tidak terorganisasi dengan baik, kenapa tidak mencoba memakai handphone Nokia dengan Operating System Symbian 60 saja, seperti N-Gage, N-Gage QD, 3650,3660, atau yang lain saja? Saya yakin Anda dapat mendownload, melalui internet, banyak aplikasi yang akan membantu Anda untuk mengorganisasikan sms Anda. Salam kenal dari saya.

  8. Kalo gitu, berarti kami cukup beruntung krn Pak Budi bisa hadir di acara Launching Telkom. Tv tgl 27 Sept yg lalu. Makasih banget. 🙂

Tinggalkan komentar