Kangkung Setan

Sudah lama saya ingin menampilkan foto ini, kangkung setan.

Ini salah satu menu makan siang di kantor kami di PAU. Saya sendiri tidak bisa makan yang pedas, tetapi ini jadi favoritnya Parmis. ha ha ha. Ngelihatnya saja sudah serem.

… dan ternyata memang habis … Gak tahu apa Parmis sendirian yang menghabiskan atau dibantu oleh seluruh orang di sana. hi hi hi.

27 pemikiran pada “Kangkung Setan

  1. wah jadi mau coba…

    saya pernah lo makan baso sambal”a setengah mangkok..
    abis pula..

    lagi taruhan waktu itu dengan teman saya..
    hehehe…

    bagi yang mau melihat cerita yang menginspirasi silahkan buka web saya… 😉

    trims

  2. Itu nama dagang dari sebuah restoran atau memang nama makanannya Pak?
    Kalau sebuah merek atau nama dagang, sesuai anjuran Pak Tung Desem Waringin agar memberi merek produk “segila” mungkin. Maka produknya lebih heboh di masyarakat. Mungkin kangkung setan ini salah satu contohnya.

  3. mungkin rasa pedas yang luar biasa itu…untuk menghilangkan efek samping dari kangkung itu sendiri…yaitu bikin ngantuk….

  4. hohohoho… serem amat…
    saya juga gak bisa makan pedes pak…
    makanan kayak gitu memang friendly di lidah.. maknyuss..
    tapi makanan kayak gini ga friendly di perut… makcroot..

  5. Kayaknya kalo ngelihat foto yang di bawah, yang laku ‘setan’nya, sementara kangkugnya kurang laku abisan masih banyak sisanya…….

  6. Wah saya sih seneng pak makan kangkung setan di Lab Sistem, pedes-pedes-seger… Bagus kalau pas 17 agustus ITB bikin lomba makan kangkung setan 😀

  7. Apapun julukannya sampai dijuluki “Kangkung Setan” tetap saja maksudnya Kangkung Cha.

    Dulu pada akhir tahun 1980an karena ada urusan survei untuk tambang belerang dan kaolin beberapa kali ke daerah Sulawesi Utara, kangkung cha menjadi teman ikan mas bakar. Jauh dari Jakarta tetapi bisa mencicipi masakah Manado yang mirip masakah Sunda. Pokoknya ponyo pisan.

Tinggalkan komentar