Kemarin siang saya mengunjungi salah satu grapari Telkomsel untuk membeli Kartu Halo. Setelah menunggu hampir 30 menit, akhirnya saya dilayani, Namun, akhirnya gagal untuk mendapatkan Kartu Halo-nya Telkomsel. Alasannya adalah saya tidak memiliki KTP.
Setahun yang lalu, KTP saya habis. Sementara itu eKTP saya tak kunjung datang meskipun saya sudah mendaftarkan diri tahunan yang lalu – di awal program eKTP. Alasannya adalah blankonya tidak ada. Lucu saja. Blanko kok tidak ada selama tahunan. Kalau disuruh mengadakan sendiri, beli sendiri blanko-nya pun saya mau kok. Akibatnya, saya sekarang tidak memiliki KTP. KTP saya digantikan dengan SUKET (Surat Keterangan). [saya juga baru tahu singkatannya adalah SUKET – ha ha ha.]
SUKET ini – seperti namanya – adalah surat dalam bentuk kertas A4. Saya belum tahu apakah ada orang yang kemana-mana membawa SUKET ini. Adakah dompet berukuran A4? ahahay. Walhasil, SUKET ini saya pindai (scan) dan hasil pemindaiannya ini yang ada di handphone saya. Ternyata waktu daftar di grapari Telkomsel itu foto SUKET di handphone saya tidak laku,
Di tengah kehebatan pemanfaatan teknologi informasi, pembuatan KTP saja negeri ini tidak mampu.
Suatu saat, saya diminta untuk menjadi salah satu anggota tim untuk membenahi eKTP. Saya ingin tertawa karena melihat ironinya. Lah, saya sendiri termasuk manusia SUKET. Ah, sudahlah.
Sementara itu saya akhirnya membeli kartu SIM dari operator lain yang tidak membutuhkan kehadiran SUKET fisik. Saya tidak menyalahkan operator, saya menyalahkan siapa ya? #korbaneKTP
Menyedihkan sekali Pak…
Sedih yaa…
Salahin si suket ajah😀😀
Dana pembuatan KTP orang lain yang menikmati,kita yang kena efeknya….Ironis
mohon ijin numpang tertawa, hahaha
Saya sedang akan mengurus proses pindahan domisili tapi masih ragu. Khawatir kalau eKTP saya nanti digantikan SUKET dan entah kapan akan terbit eKTP di tempat yang baru.
Sekelas profesor saja bisa tanpa ktp :’D
Luar biasa memang negeri ini..
Wkwkwk… #ups
Izin senyum, Pak… Hehe… Cerita yang lucu walau sejatinya ironis
Indonesia darurat blanko eKTP
Nasibnya sama seperti ayah saya, 2 tahun hidup dengan surat keterangan ini
eKTP adalah korban konspirasi..
Ternyata hal mudah bisa jadi sulit buat orang sepandai bapak. 🙂
Waktu itu suket saya saya lipat-lipat biar bisa masuk dompet pak… tiap butuh ktp, suketnya saya keluarin. termasuk waktu ngurus paspor.
Alhamdulillah, sekarang ktp saya sudah jadi. Suketnya pensiun. 🙂
dompet ktp A4 itu ==> tas ransel 😀
pengalaman yang sangat menarik