Tuturut Munding

Kenyataan bahwa media konvensional masih mendominasi dunia maya cukup membuat saya kecewa juga, tetapi apa boleh buat. Penulis / blogger masih belum berdampak. Not making a dent? Blogger masih termakan (driven) oleh topik yang muncul atau didorong topik dari mendia konvensional juga.

Padahal seharusnya mereka (eh, termasuk saya ya?) – blogger – justru bisa menjadi pelopor, mengangkat topik yang orisinal. Saat ini kita-kita masih jadi pengekor saja. Kalau dalam bahasa Sunda, tuturut munding. (terjemahannya apa ya? he he he.)

7 pemikiran pada “Tuturut Munding

  1. Saya pikir itu lebih baik, tapi salah satu fungsi media sosial adalah penyeimbang sekaligus koreksi dari media konvensional yang jumlahnya terbatas dan isu serta konten beritanya disetting sedemikian rupa mewakili kepentingan tertentu

  2. heheuy kadang kalo sudah mentok,sulit juga pak buat saya untuk mencari topik atau ide untuk membuat tulisan yang orisinil dan bagus,jadi apa boleh buat untuk tetep eksis tuturut munding dari media konvensional 😀

  3. Bener tu pak, blog/personal blog/website sekarang memang makin menjamur. Namun nampaknya Visi dan misi tiap blogger makin kian beragam: ada yg ingin lebih terkenal (seleb), uang (koleksi berbagai adsense), pamer (supaya ga dibilang gaptek), sekedar curhat dan lain sebagainya. Jauh dari visi dan misi blogger sejati ..

Tinggalkan komentar