Internet Endonesha => Order Baru 2.0

Ternyata sensor dan opresi di dunia maya Endonesha lebih sadis daripada Singapura dan Cina. Whua ha ha ha ha ha. (Mau menangis sudah tidak bisa, jadinya ketawa hampa.)

Ketika Vietnam dan lain-lain maju dengan Internetnya, kita malah mundur sekian langkah. Nasi sudah menjadi bubur. Keputusan diambil terlalu tergesa-gesa, grasa-gursu karena ketakutan yang berlebihan. A test of leadership or lack of. Ha ha ha. Tapi apalah suara kita, rakyat biasa ini.

Selamat datang Orde Baru 2.0.

Mungkin sekarang saya hanya bisa mengenang menggunakan yang namanya YouTube. Masih teringat bagaimana anak saya belajar gitar dengan melihat instruksi dari sana. Masih teringat bagaimana saya memperoleh klip dari dosen MIT tentang papan tulis interaktif yang bisa digunakan untuk mengajar Fisika. Ah, … tak ada lagi. Semua tinggal kenangan. Sekarang kita hanya bisa bengong seperti orang bloon jika ketemu kawan (peer) kita di Singapura, Malaysia, Vietnam, … mereka itu ngomong apaan sih? Youtube? YouTube apaan?

Kenapa gak sekalian matiin Internet Endonesha? Beres! Gak ada masalah lagi! Gak ada Internet juga gak apa-apa kan? whua ha ha ha ha ha haaaaaaaaaaaaa … [klik. putus.]

[Lagi kesel soalnya blog saya di multiply.com tidak bisa diakses lagi, terblokir. Salah apa saya kok saya harus ikut menanggung akibat ini? Analoginya, gara-gara ada hal yang tidak berkenan di Jakarta, maka seluruh kota Jakarta diblokir.]

Jaman kegelapan – Ndoro Kakung Kegelapan Pecas Ndahe.