Salah satu “topi” yang saya pakai adalah sebagai “serial technopreneur“. Maksudnya saya sering membuat usaha (seperti bernomor seri, he he he) dalam dunia teknologi (kata techno dalam technopreneur itu). Ada banyak kegagalan yang telah saya lalui. Salah satunya adalah terlalu awal atau terlalu cepat dalam membuat sebuah usaha atau produk tertentu. Too early.
Tadi bongkar-bongkar rak buku dan menemukan beberapa buku. Salah satunya adalah buku yang ditampilkan di bagian kiri foto berikut. “Palm OS Programming“. For dummies pula. ha ha ha.
Dahulu ada masanya sebuah produk yang disebut PDA, Personal Digital Assistant. Bentuknya sebesar handphone sekarang. Isinya adalah berbagai aplikasi, yang sekarang sudah digantikan oleh berbagai apps di handphone seperti kalender, notes, agenda, dan seterusnya. Perlu diingat pada jaman itu handphone hanya bisa telepon dan SMS. Aplikasi hanya ada yang bawaan dari pabrikan.
Salah satu PDA yang paling populer pada jamannya adalah Palm Pilot. Sistem operasi yang digunakannya adalah Palm OS. Selain PDA Palm Pilot ada juga produk yang kompatibel, misalnya Handspring Visor. Saya punya yang Handspring Visor itu.
Pada waktu itu (dan sebetulnya sebelum Palm Pilot ngetop), saya membuat proposal untuk sebuah usaha – kalau sekarang nama kerennya adalah Start-Up – yang mengembangkan aplikasi untuk handphone. Tentu saja proposal saya tidak dipahami orang banyak dan mungkin ditertawakan.
Bagaimana mungkin mengembangkan aplikasi dengan memori yang terbatas? Memori handphone pada saat itu hanya Kilobytes ukurannya. Padahal saya sudah belajar pemrograman dengan memori yang terbatas. Itu jaman “komputer” Sinclair dan Apple ][ yang memorinya hanya Kilobytes. Programming menggunakan bahasa apa? Ya bahasa assembly atau bahkan machine code. Tidak masalah. Saya belajar pemrograman juga dari bahasa itu. Jadi sesungguhnya tidak ada masalah teknis.
Singkatnya, tidak ada yang tertarik untuk ikutan membuat perusahaan itu. Gagal. Sekarang, mobile apps developers sudah sangat banyak sekali.
Nah, ini adalah pengalaman buruk bahwa terlalu awal / terlalu cepat / too early dalam mengembangkan ide atau produk bukanlah hal yang baik. Namun, saya masih tetap seperti itu. Sampai sekarang. Terlalu banyak ide produk saya yang terlalu “maju” untuk jamannya. ha ha ha. Biarlah. Itulah saya.
Ibarat kereta Pak Budi itu udah pakai kereta super cepat, sedangkan orang kebanyakan masih pakai sejenis Commuter Line Jabodetabek. Jadi buat orang kebanyakan yang belum pernah pakai apalagi denger spesifikasi kereta super cepat, pasti cuma senyum sambil mikir keras ngebayangin kayak apa sih kereta cepat hahahaha
Buku yang disebelahnya jadi ingat jaman kuliah dulu. Kayaknya dibawa sama dosen. 😮
Too early, or too late. Dilema launching startup.
Sy suka yg beginian…
https://desiccanto.blogspot.co.id/
wah luar biasa pak
seandainya perusahaannya berhasil, mungkin bisa jadi perusahaan developer apps terbesar saat ini
wahh bapak luar biasa yahh : semangat pak 🙂
Wow, thats pretty cool..keren banget pak klo pemikirannya sudah maju melebihi jamannya..hahahaha, tapi bagi saya sebetulnya bgaimana menyesuaikan saja dgn timing dan tdk perlu ditinggalkan, nanti jdinya kyk kodak, pdhal dialah pionir kamera digital, tpi merasa too earlu jdinya di hold dan justru fokus ke film..perubahan jaman itu kliatan hehe, keep advance pak, salute
yang serba terlalu cepat memang nggak bagus jadinya yah pak….terkedang selalu jauh dari ekspektasi yang di harapakan semula