Mengajarkan AI kepada anak-anak

Dua minggu lalu saya sempat ke Singapura. Kalau ke Singapura, biasanya saya selalu mampir ke National Public Library yang di daerah Bras Basah. Sudah lama saya tidak ke sana sehingga waktu ke sana agak terpana dengan perubahannya. Sekarang sudah banyak bagian yang lebih banyak elektroniknya. Jadi ruangannya lebih lega. Saya tidak tahu koleksi buku-bukunya digeser kemana.

Ada satu bagian di pojok yang menarik perhatian saya. Ini pojok ada tulisan “AI”, Artificial Intelligence. Wah menarik ini. Ada apa ya?

Immersive room di National Public Library – Singapura

Ternyata di sini ada satu ruangan tempat anak-anak bermain yang disebut “Immersive Room”. Ceritanya di ruangan ini kita bisa membuat cerita yang dihasilkan dengan bantuan AI, AI-powered stories. Wah. Apa ini?

Memasuki ruangan

Ternyata di ruangan itu (di bagian kiri pada foto di atas) disediakan beberapa (3?) iPad yang bisa digunakan. Ada aplikasi yang membantu kita untuk membuat sebuah cerita. Aplikasi ini menanyakan kepada kita siapa tokohnya (kucing, anak bandel, …), alur ceritanya mau seperti apa (Red Riding Hood, the boy who cries wolf, …), lokasi ceritanya (hutan, perkotaan, …), dan seterusnya sampai ke akhir ceritanya (happy ending, sad, surprise me). Nanti setelah kita selesai, maka cerita kita akan ditampilkan secara visual di layar besar yang terpampang di ruangan.

Tampilan di layar. Dari kiri ke kanan ada beberapa layar besar.
Masih tampilan layar
Tampilan layar

Kita juga dapat mengunduh (download) cerita kita yang akan disimpan sampai beberapa hari. Setelah itu ceritanya akan dihapus.

Pelajaran apa yang dapat kita peroleh dari tempat ini? Yang pertama, ini adalah upaya untuk memperkenalkan AI – lebih spesifiknya adalah generative AI – kepada anak-anak. Anak-anak menjadi lebih familier dengan AI dan tidak takut terhadap teknologi ini. Yang kedua, anak-anak diajarkan untuk kreatif dalam mencari ide cerita. Mengasah kreativitas ini sangat perlu karena ini adalah aspek dari manusia yang belum bisa tergantikan oleh AI. Belum. Entah apakah nantinya akan tergantikan.

Drakor (3)

Kembali melanjutkan catatan mengenai drama Korea yang saya tonton. Kali ini saya menonton beberapa seri sekaligus.

  • Flex X Cop. Yang ini bercerita tentang anak dari keluarga kaya yang awalnya terpaksa dijadikan polisi supaya tidak bikin gara-gara karena kebanyakan flexing. Namun ternyata dari sana malah dia bisa jadi manfaat di tim polisinya karena kemampuan dia flexingnya. ha ha ha. Ada beberapa lawakan yang menurut saya mau dijadikan dark joke tapi jadi garing. he he he. Oke lah. Bagi saya ini nilainya 9,9/10. Nyaris sempurna. Hanya biasa, jagoannya terlalu klimis. Mosok berantem dan seterusnya tetap klimis.
  • Doctor Slump. Masih berlangsung. Kayaknya bagus. Entah kenapa ini saya tonton karena rekomendasi dari Netflix. Eh, pikir-pikir ini aktris-nya kok kayak pernah lihat di film lain. Maklum masih belum bisa membedakan aktor dan aktris. Di film Sisyphus (yang saya catatkan di drakor (2)). Namanya ternyata Park Shin-hye. Dan kata orang-orang dia paling bagus di seri Doctors. Akhirnya nonton Doctors juga.
    Update: akhirnya selesai juga nonton Doctor Slump. Saya kasih nilai 9/10 deh. Sebetulnya tidak ada yang terlalu istimewa, tetapi tidak ada jeleknya juga. Lawakannya – situasi komedi – masih oke juga lah. Jadi untuk tontonan yang tidak terlalu dibuat tegang dan sekedar untuk hiburan yang menyenangkan boleh lah.
  • Doctors. Seperti list di atas, ini gara-gara rekomendasi orang-orang terkati dengan aktris Park Shin-hye. Hampir selesai nontonnya. Nilai sementara 9/10. Bagus sih tetapi ada bagian yang agak kurang riil saja, seperti misalnya dokter ngantor pakai high-heels. Asa tidak mungkin. Memang secara visual bagus, tapi jadinya malah kurang riil.
  • Wedding Impossible. Masih ditonton. Belum selesai. Sementara ini nilainya bagus. Kita tunggu apakah terus bagus. Yang saya suka adalah lead actress-nya.

Pemilu 2024 Selesai

Akhirnya Pemilu (Pemilihan Umum) 2024 selesai juga. Tulisan ini untuk mendokumentasikan beberapa hal terkait dengan Pemilu 2024 ini dari kacamata saya yang menggeluti bidang teknologi dan tertarik kepada sains. Meskipun saya akan mencoba untuk obyektif, mungkin beberapa hal akan terkesan bias. Alasan saya mendokumentasikan ini adalah untuk memberikan pencerahan dan melawan kebodohan (ketidakpedulian?) terhadap sains dan teknologi.

Quick Count (QC). Pemilu berlangsung pada tanggal (?). Pada sore harinya ada beberapa lembaga (perusahaan) yang menyelenggarakan quick count mempublikasikan hasilnya. Meskipun ini adalah hasil sementara, mengingat data pemantauan mereka masih belum masuk semua, namun sudah memberikan gambaran akan hasil akhirnya. Hari-hari selanjutnya angka hasil dari berbagai lembaga QC ini makin solid.

Ada enam lembaga QC yang mempublikasikan hasilnya untuk umum. Diyakini ada beberapa lembaga lain yang melakukan perhitungan quick count untuk kebutuhan internal. Yang menarik adalah hasil dari semua lembaga QC ini mirip-mirip sehingga dapat dikatakan sama.

Hal yang cukup mengagetkan bagi banyak orang adalah pasangan 02 ternyata memperoleh hasil berkisar 56% sampai dengan 58%. Ini melampaui banyak prediksi sebelumnya yang berkisar antara 48% sampai dengan 51%. Perlu diingat bahwa pemilu dapat dikatakan selesai dalam satu putaran jika pemenangnya melebihi dari 50%. Maka kemenangan ini dapat dikatakan telak karena cukup jauh di atas 51%.

Ada orang-orang yang tidak mempercayai hasil dari QC ini. Mana mungkin hasil sampling menunjukkan hasil yang sama dengan hasil perhitungan sesungguhnya (yang akan dilakukan oleh KPU). Maka orang-orang ini tidak mempercayai hasil QC meskipun yang melakukan proses QC ini tidak hanya satu atau dua lembaga saja, melainkan banyak dan hasilnya konsisten. Bahkan kemenangan 56% – 58% itu di atas batas toleransi kesalahan perhitungan. Bagi saya, hasil QC ini menunjukkan bahwa pemilu 2024 sudah selesai meskipun belum resmi.

Tautan: hasil dari beberapa QC https://news.detik.com/pemilu/quickcount, https://pemilu.kompas.com/quickcount

Sumber: Kompas

QC lain dari sumber link Detik

Real Count (KPU). KPU juga melakukan perhitungan dengan basis form C1 yang diperoleh dari TPS-TPS. KPU menggunakan aplikasi yang bernama SIREKAP untuk melakukan rekapitulasi dengan data dari C1 tersebut. Hasil ditampilkan pada situs: https://pemilu2024.kpu.go.id/

Proses yang dilakukan cukup memakan waktu karena proses yang dilakukan tidak berjalan mulus. Ada permasalahan terkait dengan pemindaian (scanning) formulir C1. Ada banyak terjadi kesalahan pemindaian sehingga harus dilakukan koreksi. Atas hal ini ada orang-orang yang menyangsikan hasil SIREKAP. Bahkan ada yang menuduh bahwa aplikasi ini direkayasa untuk memenangkan pasangan calon 02. Sehingga akhirnya sistem di KPU ini tidak menayangkan hasil rekapitulasi tetapi hanya menayangkan data mentah foto C1.

Dalam perjalanannya, sebelum tidak menampilkan hasil rekapitulasi sementara, hasil yang ditampilkan (belum semua data) sejalan dengan hasil yang diperoleh melalui QC. Hal ini menyebabkan ada orang yang menduga bahwa perhitungan di KPU melalui SIREKAP ini dicocok-cocokkan dengan hasil QC. Hal ini menurut saya kurang masuk akal. Bahwa hasil dari SIREKAP ini memang mirip dengan hasil QC adalah memang karena kenyataannya datanya seperti itu.

Tayangan terakhir dari SIREKAP sebelum dinon-aktifkan tayangannya

Kawal Pemilu (Kawalpemilu.org). Kawal Pemilu (KP) adalah upaya crowd sourcing untuk melakukan perhitungan dengan basis data C1 di KPU dan data pelaporan dari masyarakat (crowd). Pada awalnya banyak yang tidak memperhatikan KP ini karena lebih ramai membicarakan QC dan SIREKAP, namun dikarenakan hasil perhitungan tidak ditampilkan di KPU maka KP menjadi alterantif. Hasil tampilan di KP tidak berbentuk grafik melainkan berbentuk tabel.

Pada akhirnya hasil terakhir dari KP (tidak 100%) mirip dengan hasil QC dan SIREKAP. Lagi-lagi hal ini memunculkan tuduhan bahwa KP merupakan rekayasa dari 02.

Secara singkatnya 6 QC, SIREKAP, dan KawalPemilu menghasilkan hasil perhitungan yang mirip dengan hasil yang sama, bahwa 02 mendapatkan nilai mendekati 58%. Kita tinggal menunggu hasil perhitungan manual yang berjenjang.

Hasil tampilan terakhir dari KawalPemilu yang menunjukkan kemenangan 02 dengan 58,47%.

Hasil perhitungan manual. Pada akhirnya KPU menetapkan hasil Pemilu 2024. Hasil ini menunjukkan data yang sama dengan 6 QC, Real Count (aka SIREKAP), dan KawalPemilu. Dengan kata lain, semuanya konsisten sama.

Selamat kepada Indonesia yang berhasil menggunakan sains dan teknologi dengan baik.

[more to come]

Manajemen Waktu (Time Management)

Salah satu pertanyaan yang sering saya terima adalah bagaimana mengatur waktu saya. Hal ini disebabkan saya memiliki banyak sekali kegiatan yang terkait dengan jabatan atau non-jabatan (seperti hobby). Jawaban saya kalau dipersingkat adalah: prioritas berbasis urgensi.

Apa yang saya lakukan disusun berdasarkan prioritas yang berbasis urgensi. Jadi yang ada deadline yang didahulukan. Pendekatan seperti ini bukan yang terbaik, bahkan cenderung jelek. Sesungguhnya yang terbaik adalah prioritas berdasarkan kepentingan (importance), tapi ini tidak saya sambil karena yang cocok dengan saya – yang hyper-multi-tasking – adalah yang berbasis urgensi. Ini adalah realitas. Bukan teori.

Nah pengelolaan waktu saya juga berbeda dengan orang lain. Jadwal kegiatan atau kehidupan saya berbeda dengan kebanyakan orang. Ini yang menurut saya harus dicari oleh kebanyakan orang. Carilah yang cocok dengan diri kita sendiri. Sebagai contoh, saya biasanya bekerja pada malam hari yang cenderung mendekati tengah malam. Tulisan ini saya buat pukul 23:53. (Nanti mungkin ketika saya “publish” sudah melewatu tengah malam dan bahkan sudah berganti hari.)

Kenapa waktu saya seperti ini? Karena kegiatan saya dimulai dari pagi sekali dan terus berlanjut sampai maghrib. Kadang ada 3 kelas. Kadang ada 2 kelas ditambah 2 rapat. Pokoknya padat lah. Setelah Maghrib maka saya sudah sangat lelah. Badan saya harus istirahat dulu. Maka saya istirahat dahulu. Itulah sebabnya saya baru dapat bangun lagi ketika sudah mendekati tengah malam.Jika saya ingin berubah, maka kegiatan harian saya harus sangat dikurangi. Misalnya hanya mengajar 1 kelas dan/atau 1 rapat saja. Maka pada siang hari saya memiliki banyak jeda waktu dan sore hari sudah bisa mengistirahatkan badan.

Lagi-lagi hal pola seperti ini hanya cocok untuk saya. Tidak disarankan untuk orang lain. Jika Anda mencoba cara saya ini, ada kemungkinan malah jadi kacau balau time management Anda. ha ha ha. Ini hanya untuk menunjukkan bahwa ada banyak jalan menuju Roma. Pilihlah jalan yang paling cocok untuk Anda.

Drakor (2)

Ini sekedar catatan saya tentang beberapa drama Korea (drakor) yang saya tonton. Ada beberapa orang yang bertanya kepada saya apa saja yang layak tonton. Kemarin-kemarin ada beberapa yang tidak saya catatkan jadi lupa.

Ini yang sedang saya tonton.

  • Sisyphus. Ini drakor science fiction. Saya suka, tapi banyak yang tidak suka karena lawakannya sedikit. Hal yang saya kurang suka adalah ada beberapa hal yang agak kayak ingin niru Ironman. Sementara ini nilai saya 9/10. Setelah sampai selesai, banyak yang agak membingungkan jadi nilainya turun menjadi 8/10.
  • Stranger. Awalnya menarik, kemudian kok jadi membosankan, tapi ditahan terus dan akhirnya menjadi menarik. Session 1 saya suka. Bahkan menurut saya ini malah bisa jam 9,5/10. Session 2 baru saya mulai tetapi kok jadi membosankan lagi ya.
  • Flex X Cop. Nunggu selesai episodenya.
  • Marry my husband. Juga nunggu selesai episodenya.

Yang sudah selesai ditonton.

  • Life on Mars. Sebetulnya ini perlu dibuatkan cerita tersendiri. Ini cerita seri yang sama dengan judul yang sama di Inggris dan Amerika. Semuanya bagus-bagus. Menurut saya sih ini 10/10. Ya kurang-kurang dikitlah. Tapi saya suka sekali. Versi yang paling bagus bagi saya adalah versi yang Amerika meskipun yang berkultural adalah versi yang Inggris. Jadi rankingnya adalah versi Amerika, Inggris, dan Korea. Semuanya bagus. 10/10.

Tautan terkait

Ngajar Lagi 2024

Hari Rabu, tanggal 7 Februari 2024, adalah hari pertama saya mengajari kembali. Minggu ini adalah minggu pertama permulaan semester di ITB. Ini adalah permulaan kembali saya akan banyak mengajar secara offline (luring). Semester lalu sebetulnya sudah mulai juga, tetapi saya masih lebih benyak melakukannya secara online (daring), meskipun awalnya juga saya mulai secara offline. Nanti kita lihat perjalanannya.

Kelas saya lihat sudah dilengkapi dengan peralatan komputer, sound system, dan kamera yang dapat digunakan untuk melalukan perkuliahan secara hybrid. Biasanya kalau hybrid, saya menggunakan zoom. Saya lupa menanyakan kepada mahasiswa, sebetulnya mereka lebih suka online atau offline ya kalau kuliah semester ini.

Kesempatan mengajar offline saya gunakan juga untuk memperkenalkan aspek lain dari kehidupan saya. Misalnya ketika memulai perkuliahan, saya biasanya memutar lagu-lagu atau video. Lagu-lagu yang saya putarkan tentu saja berorientasi kepada jenis musik progressive rock. Kali ini saya sedang menyukai Porcupine Tree dan Steven Wilson. Ini contoh tampilan di kelas saya. (Lihat layar kanan ada Steven Wilson.)

Tampilan meja saya saat mengajar

Oh ya. Kemarin saya lupa mengambil foto bersama – selfie, wefie – setelah kelas berakhir. Akan saya lakukan minggu depan saja.

Trend Teknologi 2024

Tulisan ini seharusnya saya buat di awal bulan ini, di bulan Januari 2024, tetapi karena saking sibuknya sehingga terlupakan. Eh, sesungguhnya saya sudah membuat video dengan topik ini di channel YouTube saya. Tidak apa-apa terlambat. Yang penting terdokumentasi.

Untuk tahun 2024 ini, semua sepakat bahwa Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan akan menjadi salah satu topik utama. Semua dokumentasi dan cerita tentang trend teknologi yang saya temui sepakat tentang hal ini. Jadi sah. Namun bagi saya masih ada pertanyaan terbuka tentang bentuk dari AI itu sendiri. Yang ini masih belum ada kesepakatan. Demikian pula killer application dari AI belum ada kesepakatan meskipun yang saat ini sedang terkenal adalah tentang Large Language Model (LLM) dalam bentuk chat (chatGPT, bard, dll.). Namun menurut saya ini belum merupakan alasan utama untuk orang menggunakan AI. Ini baru pemicunya.

Teknologi-teknologi lain yang juga diperkirakan menjadi trend di tahun 2024 adalah cyber security, robotics, dan energi. Namun untuk hal yang ini ada yang mencantumkan dan ada yang tidak.

Oh ya, untuk narasi video tentang hal ini dapat dilihat di video berikut.

Are We There Yet?

Kemarin menemukan gambar ini di salah satu media sosial (mungkin Facebook?). Yang menarik dari gambar di bawah ini adalah bagian yang ada “Are we there yet?”.

Di dunia “Barat” kata-kata “Are we there yet?” itu lazim dikatakan oleh anak-anak yang sedang dalam perjalanan di kendaraan atau bahkan kereta api. Memang harus dimaklumi bahwa anak-anak itu sering tidak memiliki kesabaran dalam hal jalan-jalan. Jadi mereka selalu menanyakan “apakah kita sudah sampai?” ini.

Tadinya saya hanya mengira ini hanya lawakan saja, sampai akhirnya bulan lalu dalam perjalanan kereta api cepat dari London ke Edinburgh kami menemukan kejadian ini. Jadi di belakang tempat duduk kami ada seorang bapak dengan dua anaknya yang masih kecil-kecil, satu perempuan (kakaknya) dan satu laki-laki (adiknya). Dalam perjalanan, sang anak laki-laki ini mengatakan … “are we there yet?” itu berkali-kali sampai bapaknya diam tidak mau meladeni lagi. Ha ha ha. Dan itu diulangi lagi nantinya. Di salam hati saya ketawa karena akhirnya menemukan kejadian “are we there yet” ini. Ha ha ha.

Kebanyakan Perangkat

Sebagai orang yang senang teknologi, saya sebetulnya ingin membeli semua perangkat (devices) yang baru, tetapi saya sadar bahwa teknologi berubah dengan cepat sehingga perangkat akan menjadi kadaluwarsa (obsolete) dengan cepat. Jadinya saya harus ngerem kalau melihat hal yang baru. Untungnya bisa.

Sebagai contoh, ini adalah foto dari perangkat untuk membaca yang ada di meja saya. Ada iPad lama (masih 16GB), ada Samsung tablet, dan iPad mini (yang sudah 128GB). Semuanya sudah kadaluwarsa sehingga tidak dapat diupgrade sistem operasinya. Ini semua hanya digunakan untuk membaca.

Sementara itu, saya melihat banyak kawan yang menggunakan Kindle untuk membaca. Kelihatannya enak sekali dibandingkan perangkat yang saya miliki. Jadi pengen. he he he. Di perangkat ini saya juga menggunakan aplikasi Kindle untuk membaca buku. Tapi kan yang saya inginkan adalah perangkat Kindle sesungguhnya. Rasanya kurang bertanggungjawab kalau beli satu perangkat lagi. Nanti dia juga menjadi kadaluwarsa juga kan? Pasti ada Kindle versi terbaru yang lebih hebat dan lebih murah. Hadoh. Gimana dong? Tolong.

Terlalu Muda?

Beberapa tahun yang lalu ada seorang kawan saya yang kesulitan untuk menjadi profesor. Salah satu alasan yang saya dengar adalah dia “terlalu muda” untuk menjadi profesor. Alasan ini membuat saya tertawa (atau lebih tepatnya meringis?) karena agak aneh saja. Karya ilmiah yang bersangkutan sangat banyak. Sudah lebih dari cukup. Apa lagi yang kurang? Usia?

Saya juga pernah memimpin sebuah organisasi, yang mana ketika saya turun saya menginginkan diganti dengan anak muda. Banyak yang keberatan dan menginginkan agar saya tetap bertahan memimpin organisasi tersebut. Bagi saya organisasi ini harus terus maju (progressing) dan dipimpin oleh anak muda. Harus ada regenerasi.

Seringkali sebuah pekerjaan atau posisi dibatasi karena terlalu tua. Ada yang karena urusan administrasi dipensiunkan karena sudah di atas 70 tahun. Atau ada juga yang memang sudah tidak bisa mencapai puncaknya lagi seperti di bidang olah raga. Atlet sepak bola berusia 70 tahun pasti kalah dengan pemain yang berusia 21 tahun. Ha ha ha. Ini sangat masuk akal bagi saya. Tapi terlalu muda?

Alasan kebanyakan orang adalah kalau terlalu muda adalah dia akan membuat kesalahan karena belum banyak jam terbangnya. Memang bertambahnya usia itu sering membuat orang menjadi lebih bijak dan terlihat “lebih pintar”. Ini bukan karena beneran lebih pintar, tapi karena lebih sering melihat saja. Tapi jangan salah lho, ada orang yang semakin tua tetapi tidak semakin bijak. Malah semakin “sok tahu”. Sayangnya yang ini juga tidak sedikit.

Kalau saya sih tidak takut melihat anak muda salah. Justru ini tugas yang lebih tua untuk menyelamatkan organisasi tersebut atau anak muda tersebut jika dia membuat kesalahan.

Begitu.

London Trip 2023 – Day 9

Ini adalah hari memulainya perjalanan kami kembali ke Indonesia. Dari Edinburgh naik pesawat ke Heathrow (London) dan dari sana menggunakan Qatar Air ke Jakarta via Doha.

Perjalanan dimulai dengan taksi yang sudah dipesana semalam. Bagus sekali taksinya. Besar dan cukup untuk membawa kami ke bandara Edinburgh. Ini pagi sekali sehingga kami belum sempat sholat Subuh. Belum ada waktunya.

Sampai di bandara untungnya kami sudah bisa checkin ke maskapai British Airways. Langsung cepat dan kemudian mencari tempat untuk sholat. Ternyata di dekat situ ada ruangan untuk sholat. Ini memang tidak spesifik untuk agama Islam, tetapi praying room untuk berbagai agama. Di sana sudah ada orang yang sholat. Maka kami langsung sholat di sana. Alhamdulillah aman. Subuh dapat. Perjalanan kali ini kami banyak dimudahkan untuk urusan sholat dll.

Kemudian kami mulai masuk dan menunggu pesawat di Cafe Nero, karena sebelumnya pengalaman kami cukup cocok dengan coffee shop ini. Tentu saja ramai orang tetapi kami mendapatkan juga tempat duduk yang dekat dengan pintu untuk boarding.

Pesawat mulai boarding dan kami naik ke pesawat. Ternyata di dalam pesawat kami diberitahukan bahwa cuaca di kota London kurang baik sehingga pesawat harus menunggu dulu. Maka menunggulah kami di dalam pesawat selama hampir 1 jam. Untungnya saya merasa rileks sehingga tidak perlu ke toilet atau sejenisnya. Sambil merem melek menunggu. Yang sabar saja. Akhirnya pesawat diperkenankan berangkat. Untung juga kami mengambil jadwal yang pagi sehingga ada banyak waktu di Heathrow untuk pindah terminal dan check in di Qatar airways.

Checkin menggunakan mesin tetapi harus dibantu oleh orang karena agak membingungkan juga. Untungnya mesin kami jalannya lancar.

Sesampainya di Heathrow kami harus pindah terminal dengan menggunakan kereta api. Untungnya bisa gampang prosesnya karena sudah tahu sebelumnya. Dari terminal 5 ke terminal 4 (via terminal 2 & 3, menggunakan Heathrow express). Di terminal ini ada tempat untuk shalat juga. Kali ini tempatnya memang besar dan memang khusus untuk shalat. Ada tempat untuk wudhu-nya juga. Jadi kami bergantian sholat sambil makan yang dibeli dari salah satu tempat di situ.

Perjalanan dilanjutkan dengan naik pesawat dan tidur di pesawat. Sesampainya di Doha kami turun dan pindah pesawat. Untungnya kami tidak perlu melalui pemeriksaan barang-barang lagi yang membutuhkan waktu. Jadinya kami bisa pindah ke gate berikutnya dengan banyak waktu yang kosong.

Alhamdulillah semuanya lancar sampai ke Jakarta.

Demikianlah cerita perjalanan kami ke UK: London dan Edinburgh. Menyenangkan. Di atas ekspektasi saya.

London Trip 2023 – Day 8

Waktu perjalanan kami ke UK ini sangat singkat. Hari ini adalah hari terakhir di Edinbvrgh, maka ini waktunya untuk eksplorasi. Anak-anak mencari tempat untuk oleh-oleh, sementara saya sebetulnya ingin mencari toko-toko yang aneh-aneh, misal toko musik. Sebetulnya dari waktu di London saya ingin mencari toko musik tetapi tidak berhasil karena waktunya yang tidak sempat. Sekarang mumpung ada waktu, cari ah.

Di dekat AirBnB katanya ada toko musik yang kecil. Maka jalanlah saya ke sana. Ketemu juga. Ini toko yang menarik (dari luar) karena isinya adalah indie musik. Sayangnya saya melihat bahwa isinya adalah piringan hitam (vinyl, record). Nah, ini tidak mungkin saya bawa karena mengingat koper yang kemungkinan bakalan melendung. Piringan hitam bisa pecah. Eh kalau orang beli piringan hitam apa di bawa ke cabin pesawat ya?

Di toko itu juga ada makanan. Vegan friendly. Wah menarik ini, tetapi kami harus jalan mengejar yang lain-lainnya. Akhirnya tidak jadi makan di sana – bahkan tidak jadi masuk ke tokonya – dan langsung menuju ke Princess street, salah satu jalan utama di Edinburgh. Saya melihat beberapa toko dan masuk ke HMV. Ternyata di dalamnya banyak jualan musik dan produk Korea. Wuih hebat juga nih K-pop.

Dari sana, kami putuskan untuk jalan ke Edinburgh castle dan University of Edinburg. Sambil jalan menuju ke Edinburg castle, kami melewati bagian dari university of Edinburgh. Ini bangunan yang kuno. Salah satu school-nya kalau tidak salah.

Jalan terus. Akhirnya sampai juga ke Edinburgh Castle. Sudah banyak turis di sana. Kami tidak masuk dan hanya berpotretan di luarnya saja. Sebetulnya cuacanya juga agak gerimis sedikit tetapi ini tidak menghalangi turis untuk berdatangan.

Ada tempat jualan souvenir di dekat situ. Maka masuklah kami ke sana. Saya menemukan jaket ber-style Scottish yang agak sedikit kebesaran tetapi harganya dibanting. Hanya GBP 9,9. Ternyata resletingnya gak ada kepalanya. Okelah ini bisa diperbaiki di Indonesia. Langsung ambil saja. ha ha ha. Soalnya jaket saya saat ini sebetulnya adalah jaket winter untuk perempuan. ha ha ha.

Mencari makan di sekitar University of Edinburgh. Menemukan sebuah restoran Malaysia yang halal di dekat situ. Namanya Nanyang Malaysian Cuisine. Ini restoran yang bukan fast food. Jadi restoran beneran dengan harga yang relatif agak mahal tapi ternyata makanannya enak. Jadi recommended. Ini sekalian mencari makanan yang bersifat nasi. Ha ha ha. Dasar orang Indonesia, mencari nasi juga.

Dari sana kami sebetulnya mau melihat-lihat lagi University of Edinburgh. Tempat ini sebetulnya sudah di pinggiran (atau malah sudah menjadi bagian) dari University of Edinburgh. Masalahnya adalah hujan. Memang tidak deras sekali tetapi tetap membuat jaket basah. Kami harus menembus hujan dan melipir. Akhirnya hanya bisa ke bagian dari kampus dan tidak masuk lebih ke dalam. Melipir saja.

Nampaknya lebih baik pulang dan packing karena besok pagi sekali harus ke airport untuk menuju ke London lagi.

Dari kampus ini kami mencoba mencari Grab. Ini hujan gerimis jadi susah kalau menunggu di pinggir jalan. Sementara ini mobil Grab tidak masuk ke kampus. Jadi kami harus jalan menuju ke pinggir jalan dan begitu mobil dekat kami ke pinggir jalan. Ternyata di depan kampus ini ada masjid. Wah, tidak sempat melihat ke dalamnya. Kami hanya di pelatarannya saja sambil menunggu Grab.

Masjid di Edinburgh. Di depan kampus

Sampai di AirBnB kami mulai packing. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana menuju ke airport besok pagi sekali – habis Subuh – karena kami berlima dan bawaan koper yang besar. Ini masalah lama. ha ha ha. Akhirnya setelah melihat web, saya putuskan untuk mencoba menelepon taksi lokal dan booking taksi saja. Saya menelepon Citycabs dan disarankan pakai van. Saya sudah jelaskan bahwa kami berlima dan bawaannya lima koper. Mereka meyakinkan bahwa ini cukup. Paginya memang mobil van-nya cukup. Yang menarik adalah mereka tidak tanya ini itu karena saya menggunakan nomor telepon lokal (pakai SIMcard 3 yang dibeli di London itu). Jadi ini salah satu keuntungan untuk menggunakan nomor lokal. Besok paginya saya coba cek sampai dimana taksinya. Begitu saya menelepon nomor Citycabs langsung saya dijawab dengan mesin yang memberitahu status taksi saya. Wuih asyik. Bagus. Recommended. Next time ke UK, ambil nomor telepon lokal.

London Trip 2023 – Day 7

Ini adalah salah satu tujuan ke Edinburgh yang direncanakan agak dadakan juga. Ada banyak tujuan sekitar Edinburgh yang ingin dilihat tetapi waktunya tidak memungkinan. Misal, kami ingin ke Stonehedge. Dari ngobrol-ngobrol dengan abang Eddy beberapa hari yang lalu, dia mengatakan bahwa bagusan ikut tur dari Rabbie’s saja. Akhirnya kami melihat web-nya dan memang ada beberapa pilihan. Karena kami hanya punya waktu 1 hari saja, akhirnya kami memilih tur 1 hari ke Loch Ness saja. Alasannya adalah karena banyak yang dilihat-lihat. Ini adalah tur satu hari dari pagi sampai malam.

Pagi hari kami harus ke ke station bis untuk ketemuan dengan tim dari Rabbie’s itu. Jalan dari rumah jam 7 pagi setelah subuh. Karena tempat AirBnB ini hanya ada 1 kamar mandi, jadi kami harus siap-siap lebih pagi lagi. Aman lah karena waktunya masih banyak. Untungnya ke stasiun bis ini bisa jalan kaki. Memang perjalanan ke Inggris kali ini kami memilih tempat yang banyak bisa dicapai dengan jalan kaki.

Sesampainya di stasiun bis, memang sudah banyak orang. Ada beberapa tujuan. Kami mencari pangkalan yang digunakan oleh tur Rabbie’s. Ketemu. Di sana sudah ada banyak orang berkumpul. Ternyata ada beberapa mobil yang berangkat bersamaan. Satu mobil berisi 15 orang plus 1 supir yang merangkap sebagai pemandu. Kami masuk group yang dipandu oleh Graeme. Good. Mencari apa yang bisa digunakan untuk ganjel di perjalanan tetapi tidak nemu. Vending machine hanya jualan minuman. Oke lah nanti mudah-mudahan ada di jalan.

Jam 7:45 berangkat dari station. Ini masih gelap dan agak gerimis. Graeme mulai memberikan penjelasan ke daerah-daerah yang dilalui sambil mobil berjalan menuju ke Utara. Ada beberapa bangunan “bersejarah” yang dilewati. Ada juga yang terkait dengan J.K. Rowlings dan Harry Potter.

Setelah berjalan (lupa berapa menit atau jam?) kami berhenti di village Pitlochry. Ini sebuah kota kecil sekali yang nampaknya memang untuk turis. Ada sebuah coffeeshop yang akhirnya diserbu oleh kami. Beli breakfast (scones, carrot cake), mocha dan hot chocolate. Oh ya di belakangnya ada toilet umum yang berbayar. Tempatnya ditunggui oleh ibu-ibu tua yang menerima bayaran 50 pence untuk setiap orang yang ke toilet. Untungnya pas kami datang belum ramai (oleh turis-turis lain yang juga melalui daerah ini). Toilet oke lah tetapi tidak sebersih toilet di London.

Perhentian tadi tidak lama karena perjalanan masih panjang. Jadi makanan dan minuman dibawa ke mobil. Langsung jalan lagi. Graeme terus bercerita tentang berbagai sejarah yang terkait dengan Inggris dan Scotlandia. Ada beberapa nama yang memang saya kenal karena terkait dengan bidang keilmuan saya. Untuk meluruskan kami, kami berhenti di air terjun Pattack. Berpotret sebentar. Dari segi keindahan, ini sebetulnya sama dengan beberapa tempat di Indonesia. Yang di sini tetap terjaga adalah kebersihannya.

Di perjalanan sempat tercetus diskusi soal “hairy coos”. Saya sendiri tidak mengerti apa yang dibicarakan. Bahkan namanya pun tidak tahu, sampai di akhir baru tahu bahwa yang mau dilihat adalah “hairy coos”. Apa itu? Ternyata ini adalah sapi yang rambutnya panjang. Itulah sebabnya namanya “hairy coos”. Kata “coos” ini merupakan plesetan (slang) dari “cows”.

Jadi mobil mampir ke sebuah rumah yang memiliki ternak sapi yang dekat ke pinggir jalan. Ternak sapinya ini memang memiliki bulu / rambut yang panjang. Orang-orang turun dari mobil dan berpotret. Saya karena kedinginan, tetap di dalam mobil. Ini karena kami tidak masuk sampai ke sapinya mungkin masih dianggap oke oleh pemilik ternak tersebut (yang tidak terlihat).

Lepas dari itu kami masuk mobil dan berjalan lagi. Graeme bercerita tentang daerah-daerahnya yang mana kami sudah memasuki daerah highland. Ada banyak cerita – dan bahkan film – tentang perjuangan di daerah ini. (Saya belum nonton filmnya.)

Akhirnya sampai juga kami ke Loch Ness. Di sini ada “danau” Ness – loch artinya danau, tetapi airnya bisa tawar atau asin. Loch Ness terkenal karena adanya issue monster di sana, meskipun ini belum ditemukan. Di sana ada perjalanan mengitari loch dengan perahu. Kami memilih tidak ikutan perjalanan ini dan memilih untuk makan.

Mencari tempat makan yang cocok (halal) agak susah, jadi kami mencari yang vegetarian saja. Di sana kami membutuhkan tempat untuk shalat juga karena acaranya ini sampai malam. Ternyata tempat makan di sana kecil-kecil ruangannya dan penuh. Untungnya ada Caledonial Canal Center yang cukup besar. Jadinya kami memilih makan di sana dan juga sholat di tempat makan. (Karena melihat kami sholat di tempat makan, manager-nya mengatakan ke saya kalau mau sholat di tempat yang lebih privat ada ruangan kalau mau. Ini contoh baiknya orang-orang di sana.)

Beres dari acara di Loch Ness, kami memulai perjalanan kembali ke Edinburgh. Di tengah jalan kami berhenti di beberapa tempat untuk meluruskan kaki dan juga ke toilet. Salah satu tempat pemberhentian adalah Commando’s memorial. Ini adalah tempat berlatih para tentara dari berbagai negara. Setelah meluruskan kaki, mobil jalan lagi.

Udaranya memang mendung tetapi bagusnya tidak hujan. Jadi kami bisa keluar mobil dan mengambil foto-foto. Dingin memang. Lupa berapa derajat celcius. Mungkin 11?

Berhenti di Glencoe, sebuah tempat dimana beberapa aspek sejarah Scotlandia ada di sana. Misal, ada rumah jaman dahulu. Di situ juga ada museum-nya dan juga ada ruangan yang memutar film tentang sejarah Glencoe itu. Sekalian di sini juga ada toilet yang bersih (dan gratis ha ha ha). Di sini berhenti beberapa menit.

Perjalanan dilanjutkan dan jika ada tempat-tempat yang terlihat menarik untuk difoto, kami berhenti. Memang pemandangannya indah-indah juga. Misalnya ada satu tempat yang sangat bagus yang mana di ujung sana ada rumah berwarna putih yang sering menjadi obyek di instagram. Tentu saja semua turun dari mobil dan potret-memotret.

Kemudian ada juga bukit yang disebut three sisters, karena ada 3 bukit. Yang ini saya tidak ikut turun dan hanya tinggal di mobil. Capek. he he he. Kemudian di tengah jalan kami mampir juga ke sebuah kota kecil untuk ke toilet. Karena sudah mulai malam, tempatnya sepi. Ini semacam tempat untuk community center. Toiletnya gratis.

Semuanya ini cukup panjang perjalanannya sehingga sampai di Edinburgh sudah jam 7 malam. Kami berhenti di pinggir jalan dekat dengan bus stop karena si Rabbie’s ini tidak boleh menurunkan penumpangnya di stasiun. Mungkin sedang ramai? Tapi tidak masalah. Tempatnya tetap dekat kok. Within walking distance.

Lapar. Maka kami mencari tempat makan yang mudah dan dekat dengan AirBnB kami. Ketemulah restoran kecil yang menjual pizza, kebab, dll. Namanya Yum Yum. Nantinya saya baru tahu bahwa ini sangat dekat dengan tempat AirBnB kami. Tapi karena sudah malam jadi saya tidak terlalu tanda. Mana agak gerimis sedikit sehingga saya buru-buru kembali ke AirBnB.

London Trip 2023 – Day 6

Pagi ini kami menuju Kings Crossing train station karena akan ke Edinburgh dengan menggunakan kereta api. Sebetulnya ada pesawat ke Edinburgh tetapi kami memilih kereta api untuk mencari pengalamannya, meskipun lebih lama sampai ke Edinburgh-nya. Dari airBnd satu grup menggunakan Uber (dengan 3 koper besar) dan satu grup lagi menunggunakan tubes. Ini sekalian menukarkan sisa saldo kartu Oyster. Di Edinburgh kartu Oyster sudah tidak dapat digunakan. Jadi lebih baik dijadikan duit lagi.

Sesampainya di Kings Crossing train station kami menanyakan bagaimana prosesnya. Tiket kami tidak usah diprint tetapi di masing-masing handphone nanti barcode-nya ditunjukkan ke mesin saja. Masih ada banyak waktu sebelum boleh masuk ke platform 9. Jadi kami duduk dulu di tempat tunggu lantai dua.

Banyak film yang menggunakan setingan Kings Crossing train station ini. Memang tempatnya cukup menarik sebagai exchange dari kereta api ke berbagai jurusan. Di seberang-nya ada juga jurusan yang ke arah Eropa lainnya; ke Paris misalnya. Di bagian ini adalah yang jurusannya ke bagian lain di UK, termasuk ke Edinburgh.

Ada beberapa jenis kereta dari London ke Edinburgh. Kami menggunakan kereta Azuma LNER. Waktu yang dibutuhkan 4 jam sekian menit. Sekitar 20 menit menjelang waktu keberangkatan ada panggilan dan kami sudah bisa masuk ke platform 9. Buru-buru kami ke sana dan memang ramai sekali. Ternyata keretanya padat sehingga tempat untuk menyimpan koper (di dekat pintu masuk) sudah pada penuh. Ada koper yang bisa juga disimpan di atas. Salah satu koper kami ternyata tidak ada tempatnya. Jika disimpan di atas tempat duduk dia terlalu besar dan khawatir jatuh. Jadi diselipkan di kaki penumpang saja. (Untungnya nanti di sebelah kosong sehingga anak saya bisa pindah ke sana selama 1/2 perjalanan.)

Sesampainya di stasiun kereta api Edinburgh, Waverly namanya, kami mencari jalan menuju tempat AirBnB. Katanya bisa jalan ke sana meskipun ini dingin banget dan kami agak kelaparan. Maka mulailah kami mencari tempat makan. Di dekat situ ada mall kecil. Ke sanalah kami dan makan di German Doner Kebab lagi karena ini yang sudah pasti halal.

Sambil makan di mall ini juga kami mencari toilet. Ternyata toiletnya harus membayar 30 pence. Ini ternyata bisa pakai Jenius. Tinggal ditap ke pintu masuknya saja. Seperti di Indonesia, toilet bayar. tapi ini bayarnya sudah pakai teknologi. WC-nya juga ok tetapi tidak sebersih di London.

Beres makan kami menuju Old Fisherman Close yang jaraknya belasan menit dari situ. Tapi ini harus diingat bahwa cuacanya dingin dan koper kami besar-besar. Sementara itu jalan di Edinburgh ini tidak rata (naik turun dan banyak yang berbatuan). Tapi tidak mengapa. Namanya juga pengalaman. Ini juga agak sedikit sisa gerimis jadi khawatir juga jalan agak licin.

Sampai di tempat AirBnB kami langsung bisa check-in karena diberikan kodenya. Masuk ke apartemennya menggunakan kode di pintu depan dan pintu apartemen. Jadi tidak perlu ketemuan dengan siapa-siapa. Check-in.

Meng-Uber Eats makanan Lebanon (nasi). Tidak keluar karena kedinginan dan sambil mencoba familier dengan tempat tinggal ini. Ini juga masih bingung bagaimana menghidupkan heater-nya. Jadi ada heater portable yang bergantian penggunaannya. Di dalam tempat ini ya temperaturnya cukup dingin juga, 19C. Pakai kaos kaki dan sweater. Aman. Besok pagi harus pagi-pagi sekali karena habis subuh kami akan melakukan perjalanan seharian ke Loch Ness.

London Trip 2023 – Day 5

Hari ini agenda utamanya adalah belanja oleh-oleh. Menuju Camden untuk belanja oleh-oleh di Aldi. Ternyata pagi itu terasa dingin. Di Aldi kami membeli banyak makanan khas Inggris. Saya juga mencoba membeli kopi di sini. Beli oleh-oleh ini juga masih tanda tanya karena kami masih ada perjalanan lagi ke Edinburgh. Jadi ini agak banyak ragu-ragunya.

Lapar karena pagi makan belum banyak. Maka kami mencari coffeeshop halal yang terdekat. Ada. Lumayan ramai dalamnya. Kami makan dulu untuk mengisi perut sambil juga memanaskan badan yang kedinginan. (Foto-fotonya menyusul.)

Setelah makan, group terpisah. Ada yang masih mau cari oleh-oleh dan saya ikut yang jalan menuju ke arah rumah. Tapi terlihat ada public library. Ke sana dulu saja.

Bagus librarynya tetapi penuh sekali dengan orang-orang (mahasiswa?) yang sedang mengerjakan tugas. Ada banyak tempat duduk dan semuanya penuh. Tadinya saya pikir bisa duduk-duduk di coffeeshop juga, tetapi penuh juga. Jadi di public library ini kami hanya sebentar. Ya sudah kami putuskan untuk mencari tempat untuk makan siang saja.

Ada restoran Turki di dekat situ, Antalya Restaurant namanya. Masuk ke dalam dan tempatnya elegan. Pasti mahal dan memang iya, tapi makanannya enak. Jadi menyenangkan juga lah.

Pulang dan packing karena besok paginya harus ke Edinburgh.

(akan didetailkan lebih lanjut dengan foto-foto)