Aspek Kejutan Dalam Presentasi

Setiap sebelum memberikan presentasi, selalu saya diminta untuk memberikan materi presentasi. Bagi saya sebetulnya ini tidak masalah karena umumnya materi presentasi ini saya upload ke web saya (budi.rahardjo.id). Jadi saya tidak punya masalah berbagi materi. Yang saya punya masalah adalah membagikan meteri sebelum presentasi.

Membagikan materi sebelum presentasi mengurangi aspek kejutan (surprised) dalam presentasi. Ada hal yang lucu dan penting menjadi garing dan basi jika pendengar sudah melihat (membaca) materi presentasinya.

Jadi solusinya bagaimana? Solusinya adalah saya membuat dua versi presentasi. Versi singkat yang saya berikan ke panitia dan versi yang akan dipresentasikan (yang berisi kejutan-kejutan). he he he.

Semoga terkejut …

Ford SYNC2

Salah satu teknologi yang ditunjukkan pada kunjungan kami ke Ford Design Centre di Melbourne, Australia, beberapa waktu yang lalu adalah SYNC2. SYNC2 adalah teknologi in-car connectivity system, yang pada intinya adalah sistem untuk membantu mengelola berbagai informasi dengan lebih nyaman (dan aman).

Otak dari SYNC2 adalah sebuah perangkat yang biasanya menempati posisi car stereo di mobil kita. Ada layar 8 inci yang dilengkapi dengan touch screen untuk mengendalikan radio, handphone, temperatur, dan penunjuk jalan (peta, arah, dll.). Selain bisa dikomando dengan menggunakan touch screen itu, SYNC2 juga dapat menerima perintah melalui voice. Ketika kita mengemudikan kendaraan, kita bisa memerintahkan SYNC2 untuk menghidupkan radio dan memilih radio yang kita sukai. Atau dia juga dapat digunakan untuk menelepon seseorang, yang dalam hal ini SYNC2 berkomunikasi dengan handphone kita melalui bluetooth.

Tempat pengembangan ini dilakukan di sebuah rangka mobil yang lengkap (tapi tanpa mesin). Jadi kita bisa duduk di kursi pengemudi, nyetir, terus memberi komando ke SYNC2. Keren juga.

IMGP0132 sync2 1000

IMGP0133 sync2 1000

IMGP0134 sync2 1000

Ada yang mengatakan (siapa ya? apa Aris) bahwa orang Indonesia sering kesulitan dimengerti oleh voice recognition system jika mengatakan “zero”, “two”, … (lupa lagi). Mari kita coba. hi hi hi. Ternyata ketika salah satu dari kami mengatakan “two” memang  agak kesulitan dimengerti oleh sistem. hi hi hi.

IMGP0136 sync2 indra 1000

[Indra dari dapurpacu.com mencoba SYNC2]

Semoga bermanfaat.

Proses Mendesain Mobil

Pagi itu, Selasa 19 Agustus 2014, kami sudah berkumpul di lobby hotel Crown Metropol, Melbourne. Sekitar pukul 9:15 kami menaiki bis yang sudah disediakan menuju Ford Asia Pacific Product Development Centre, yang terletak masih di daerah Victoria. Hari ini kami akan dijelaskan proses mendesain mobil.

Acara pertama setelah sampai di sana adalah kami harus menyerahkan semua handphone  kami. Memang biasanya di tempat desain pengunjung dilarang membawa perangkat yang dapat membocorkan rahasia. Kamera juga hanya dapat digunakan di ruangan tertentu. Waaa. Padahal maksudnya ingin foto-foto juga di luar. Apa boleh buat. Handphone saya serahkan dan dimasukkan ke dalam kantong plastik yang diberi nama. Nanti pas break, handphone bisa diambil lagi.

Rombongan berisi jurnalis dari berbagai media otomotif (yang konvensional dan dotcom). Entah kalau saya masuk ke kategori apa ya? hi hi hi. Saya mungkin masuk ke kategori media teknologi? Rombongan terdiri dari wakil beberapa negara; Indonesia, Malaysia, India, Vietnam dan Thailand.

Setelah pembukaan, acara dimulai dengan penjelasan proses desain dari Ford Everest, sebuah kendaraan SUV (sport utility vehicle). Proses dimulai dari survei pasar, yaitu mencari tahu keinginan calon pembeli SUV. Mereka mencari kata-kata yang merepresentasikan SUV tersebut, misalnya “tough“, dan seterusnya.

IMGP0087 design 1000

Setelah dipahami karakter yang diinginkan oleh pasar, maka dibuatlah beberapa sketsa desain mobil yang memiliki karakter seperti yang dimaksudkan. Kalau saya sebut beberapa mungkin kebayangnya hanya sedikit. Beberapa di sini boleh jadi 200 desain yang berbeda. Banyak ya? Dari berbagai desain ini kemudian dipilih beberapa  untuk lebih diseriuskan. Sampai akhirnya pilihan mengerucut kepada sebuah desain.

IMGP0091 pilihan desain 1000

[berbagai pilihan desain]

Desain ini kemudian dibuat prototipenya dengan menggunakan clay (tanah liat? lempung?). Awalnya sih dibuat di atas styrofoam tetapi di atasnya kemudian ditambahkan clay tersebut. Untuk hal-hal yang membutuhkan desain yang rinci, seperti kaca spion, digunakan printer 3D. Seru juga melihat proses desainnya.

IMGP0119 clay 1000

[prototipe dengan clay. lihat ada bagian yang terbuat dari styrofoam di bawahnya]

Selain desain dari fisik atau bentuk mobilnya, pemilihan warna dan juga bahan yang akan digunakan untuk interior mendapat perhatian yang serius. Dijelaskan bagaimana mereka memilih warna dengan masukan dari pendapat berbagai pelanggan di seluruh dunia. Maklum, pasar mereka kan seluruh dunia. Mereka juga harus memprediksi bahwa warna itu masih akan tetap diminati beberapa tahun ke depan.

IMGP0105 warna 1000

[menjelaskan pemilihan warna]

Desain juga dibuat dengan menggunakan CAD tools. Ini digunakan untuk melakukan simulasi. Misalnya, bagaimana agar ketika jendela dibuka tidak ada suara throbbing. Atau juga simulasi untuk mengurangi air drag dan seterusnya. Pokoknya computing power mereka cukup besar juga. Seingat saya setara dengan 26000  CPU dan 95000 GB memori.

IMGP0112 simulasi 1000

[tools untuk melakukan simulasi]

Kesemuanya ini dilakukan dengan menggabungkan tiga tempat desain utama mereka; (1) Dearborn (Michigan, USA), (2) Koln (Jerman), dan (3) Melbourne (Australia). Selain tiga titik utama ini, masih ada beberapa kota lain yang terkait seperti misalnya kalau di Asia Pacific ada Chennai (India) dan Nanjing (China). Wah mana Indonesia ya? Ihik. Kita tidak masuk ke dalam radar mereka. Oh ya, sebagian dari desainernya anak muda yang berumur kurang dari 30 tahun!

IMGP0126 me suv 1000

[berpose dengan hasil desainnya, Ford Everest]

IMGP0129 aris indra 1000

[ Aris Harvenda (Otomotif Kompas) dan Indra Prabowo (Dapurpacu.com) sedang meliput]

Begitulah kira-kira sederhananya proses desain. Tentunya masih ada banyak hal lain yang tidak sempat dibahas. Besoknya kami menguji hasilnya di lapangan.

Wah sudah panjang tulisannya … Nanti akan saya sambung lagi dengan inovasi yang telah dikembangkan oleh Ford. Eh, salah satunya sudah saya ceritakan ya? Itu, yang tentang Cross Traffic Alert. Tulisan berikutnya akan tentang SYNC2 dan FiVE.

Mencoba Mobil Ford

Ini adalah hari kedua dalam acara “Innovation for the Millions” yang diselenggarakan oleh Ford di Melbourne. Hari ini kami diajak ke You Yangs Proving Ground, yaitu tempat pengujian kendaraan buatan Ford. Hari ini kami menguji beberapa mobil di sirkuit yang ada di sana dan juga menguji akselerasi dari 0-100 km/jam. Sayangnya kami tidak diperkenankan untuk memotret. Handphone dan kamera disimpan di sana. Ini dapat dimengerti karena banyak hal yang sifatnya rahasia di sana.

Kami meninggalkan hotel cukup pagi, pukul 7:45. You Yangs berada di luar kota, sekitar 50 km dari Melbourne. Yang menarik adalah adanya kota (?) Little River di dekat You Yangs itu. Saya jadi ingat sebuah band yang namanya Little River Band. Wogh.

Acara dimulai dengan penjelasan mengenai fasilitas yang ada di sana dan apa yang mereka lakukan di sana, yaitu antara lain adalah pengujian kendaraan. Ada sekitar 2300 hektar tanah yang berisi sirkuit dan jalur-jalur yang didesain khusus untuk mengemulasikan kondisi jalan yang bervariasi di seluruh dunia. Pokoknya keren lah. Nanti akan saya ceritakan satu persatu setelah saya kembali ke Indonesia ya. Di sini sudah lewat tengah malam dan saya harus bangun pagi untuk kembali ke Indonesia.

Yang menarik bagi saya adalah saya mendapat kesempatan untuk menguji beberapa mobil di sirkuit. Ini pertama kalinya saya mengendarai mobil di sirkuit. Asyik bisa mencoba dengan kecepatan tinggi. hi hi hi. Rasanya seperti di acara TV Top Gears saja. Bahkan saya juga sempat mencoba menguji mobil dari 0 ke 100 km/jam. Percobaan pertama saya mendapatkan waktu 9,9 detik. Orang tercepat pagi ini adalah Aris, wartawan Kompas.com; 9,09 detik. Dia mendapatkan hadiah jaket! Ini pertama kalinya saya mencoba pengujian ini. Lebih susahnya lagi pengujian ini dilakukan dengan menggunakan mobil dengan transimis otomatis. Bagi saya, ini lebih susah lagi. Not bad.

Eh, kok malah jadi nulis lagi. Nanti saya sambung lagi.

Link terkait:

(mencoba memahami) Teknologi di Belakang Mobil Ford

Hari ini dan besok, saya diajak melihat teknologi di belakang pengembangan mobil Ford. Sebagai orang yang tertarik dengan teknologi, tentu saja saya tertarik. Terlebih lagi ada bagian dari teknologi yang ditampilkan terkait dengan teknologi informasi; virtual reality.Tempatnya juga menarik, Melbourne, Australia.

Pagi ini kami dijemput dari hotel dan dibawa ke Ford Asia Pacific Product Development Centre. Sesampainya di sana, kami harus menyerahkan handphone dan kamera harus didaftar. Maklum, di tempat itu banyak penelitian yang bersifat rahasia. Foto hanya boleh diambil di tempat-tempat tertentu saja. Wuih.

Acara pertama adalah presentasi tentang bagaimana mereka mendesain mobil. Untuk kasus ini mereka menampilkan konsep desain mobil Ford Everest, yaitu sebuah SUV. Presenter pertama, Steve Crosby (chief engineer, body) bercerita bahwa biasanya mereka tidak mengundang mereka. Kami adalah bagian dari group pertama yang diperkenalkan dengan proses ini. Proses pengembangan dilakukan secara global (Amerika, Eropa, dan Asia Pacific). Todd Wiling (design director) menceritakan fasilitas yang digunakan di Ford tadi.

Presenter kemudian tambah menarik. Max Tran, seorang desainer muda (umurnya kalau tidak salah 27 tahun! saya tanya langsung ke dia), menceritakan bagaimana mereka mendesain mobil Everest tersebut. Proses ini dimulai dari market & consumer requirement; dalam hal ini diinginkan mobil yang gagah perkasa (tough) tapi juga sophisticated. Setelah itu dibuat sketch-nya dan dilakukan proses review. Ada banyak (ratusan) sketch. Setelah dipilih, maka dibuatlah model dengan menggunakan clay (tanah liat?). Awalnya sih dibuat dengan menggunakan styrofoam dan ditambahkan tanah liat. Printer 3D juga digunakan untuk membuat hal yang detail, seperti misalnya spion. Pokoknya keren-lah melihat prosesnya.

Kemudian presentasi dilanjutkan oleh Minh Huynh (color & materials, designer). Diceritakan bagaimana proses mencari warna dan bahan yang pas untuk keinginan pengguna. Ini juga keren. (Foto-fotonya menyusul.) Hal yang menarik dari mereka adalah para desainer ini masih muda!

IMG_5759 notes 1000

Acara siangnya dilanjutkan dengan demonstrasi dari berbagai teknologi yang telah dikembangkan oleh Ford; seatbelt untuk penumpang di belakang yang bisa mengembang (inflatable, seperti airbag tapi beda), teknologi untuk membantu pengemudi dalam memarkirkan kendaraan, dan pemanfaatan virtual reality (VR) untuk mereview (dan mendesain) mobil dalam sebuah lingkungan yang disebut Ford Immersive Virtual Environment (FiVE). Yang ini ceritanya menyusul ya. Ini sudah hampir tengah malam dan besok harus bangun pagi sekali untuk melihat yang lainnya.

Terima kasih kepada Ford yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk memahami proses di belakang pengembangan mobil.

(ini) Kreatif!

Di media sosial, saya menemukan foto ini. Kreatif banget orang yang buat ini di mobilnya. Siapa dia ya? (Yang motretnya juga siapa?)

wayang abbey road

Pertama, bagi yang belum tahu, gambar itu terinspirasi dari sampul album the Beatles – Abbey Road. Dalam gambar aslinya, anggota the Beatles sedang menyeberang jalan Abbey Road itu. Ada banyak cerita dan conspiracy theory tentang sampul itu. Misalnya, mengapa Paul nyeker. he he he. Perhatikan juga dalam lukisan itu, justru Petruk (di tempat Paul) yang pakai sepatu sementara yang lainnya tidak. Negasi. Keren detail pemahamannya. Mengambil “topik” ini saja sudah menunjukkan taste yang tinggi.

Kedua, dia tidak nyontek persis tetapi diambilnya dalam konteks Indonesia. Wayang! Wayang kulit. Menggabungkan dunia 2D dan 3D. Keren. Punakawan pula. hi hi hi. Lucu banget.

Ketiga, dalam menggambarkan jalan “Abbey Road” itu dia tidak mengambil persis gambarnya tetapi juga menyesuaikannya. Saya tersenyum melihat mobil parkir sedikit di trotoar. Kemudian tanda marka jalan (di tengah) yang dibuat zig-zag. ha ha ha. Ini lagi mabok kali yang membuat markanya ya? wk wk wk.

Genius! Itu yang dapat saya katakan kepada pembuat gambar itu.

Seven 2013: day 1

This is my entry for Seven Draw Your Day 2013, day 1.
BR day1 sh happens 1000

That day I had to be online for an internet disaster drill, but alas … no internet access. It was a disaster. I could not use campus proxy because I downloaded too much the day before (updating Xcode, 2 GB). My account was suspended. Tried to use 3G. Got EDGE only from operator #1 (cannot name names). It was too slow. I could open twitter, but that was it. Operator #2 was even worse, no signal at all! Arrrggghhh…

(Note: typos in the drawing, but don’t feel like fixing it. ha ha ha)

Mencari Desain Cinderamata

Kami sering mengadakan training dan juga membantu program sosialisasi (security) bagi banyak pihak. Salah satu barang yang kita butuhkan adalah cinderamata (merchandise). Masalahnya adalah kami sering kesulitan untuk mencari cinderamata yang pas.

Sebagai contoh, sudah lama kami mencari cinderamata yang berbentuk jam meja. Herannya ternyata susah mendapatkan yang cocok dengan keinginan kami! Sudah nemu tempat yang punya contoh bagus, pas dipesan ternyata habis barangnya dan tidak bisa produksi lagi. Aneh juga.

Ada yang tahu tempat-tempat desain cinderamata yang bagus dan murah?

Mungkin sekolah desain (dan kriya?) bisa membantu kami untuk masalah-masalah seperti ini. Nampaknya ada banyak perusahaan dan kelompok yang membutuhkan layanan ini.

Lebih Dari Sekedar Yang Terlihat

Pagi ini saya mendengarkan album Foxtrot dari band Genesis. Entah kenapa pilihan saya jatuh ke album ini.

Lagu pertama dari album itu adalah “Watcher of the skies”. Sebuah lagu yang sangat bagus. Saya sudah mendengarkan lagu ini berkali-kali sejak dari SMP, yang mana itu sekitar 30 tahun yang lalu. Kemudian baru teringat oleh saya bahwa saya sering kali memotret langit, the skies. Wah saya adalah “watcher of the skies”. Saya jadi ingin tahu lebih banyak tentang apa yang diceritakan dalam lagu itu. Maklum, lagu-lagu Genesis yang lama sarat dengan makna. Maka mencarilah saya di internet.

Pencarian saya jatuh ke halaman ini – http://www.songmeanings.net/songs/view/1624/. Di halaman itu ada diskusi mengenai makna dari lagu watcher of the skies. Kebanyakan jatuh ke cerita buku karangan Arthur C. Clarke, “Childhood’s End”. Tidak usah saya ceritakan di sini ya. Silahkan kunjungi halaman di atas.

Yang menarik bagi saya adalah adanya keterangan mengenai sampul album (cover art) dari album Foxtrot tersebut. Ternyata ada banyak cerita di dalam gambar tersebut. Whoa! Lebih dari sekedar yang terlihat. Saya menjadi mengerti mengapa ada fox dan mengapa dia menggunakan baju merah. Ini juga membuat saya mengerti mengapa Peter Gabriel di panggung menggunakan kostum tersebut.

Sayang sekali tidak banyak cover art yang dikerjakan dengan hati seperti itu. Sampul album musik kebanyakan hanya foto sang artis / band. Narsis. He he he. Tidak ada yang salah, tetapi yang seperti ini tidak bertahan lama. Bukan (maha)karya. Album Foxtrot dari Genesis itu sebagai contoh dari album yang sudah lebih dari 30 tahun tetapi masih tetap nikmat untuk didengarkan – dan sekarang juga untuk dilihat!

Opsi Ubah Fonts

Mengapa sebagian besar aplikasi tidak mengijinkan saya menggubah fonts-nya? Padahal salah satu alasan memilih sebuah aplikasi adalah adanya customization untuk mengubah fonts-nya.

Salah satu alasan saya menggunakan seesmic.com (melalui web) sebagai twitter client saya adalah karena saya dapat mengubah tampilannya (baca: fonts) dengan menggunakan userstyles. Sementara itu aplikasi twitter client lainnya (yang bukan web-based) tidak bisa. Aneh juga. Itu hanya contoh salah satu aplikasi saja.

Jadi, kalau Anda membuat aplikasi, tolong berikan opsi untuk mengubah fonts. Kalau tidak, kemungkinan saya tidak akan menggunakan aplikasi Anda. he3. Pake ngancem segala 🙂

Pengembangan Produk Dan Monetizing

Pada presentasi saya kemarin, ada yang bertanya apakah kita sudah memperhatikan masalah monetizing ketika mengembangkan produk. Jawaban saya adalah tidak. Saya pikir harus dipisahkan antara pengembangan produk dan pengembangan bisnis.

Pengembangan produk berusaha membuat produk sebaik mungkin. Kadang ini bertentangan dengan bisnis. Kalau pengembang produk harus mikirin macem-macem, nanti produknya malah tidak jadi atau kualitasnya tidak seperti yang diharapkan.

Karya Berkarakter Indonesia?

Di kampus kebetulan sedang ada pameran arsitektur Jerman. Saya mampir sebentar kemarin. Ingin tahu apa yang dimaksud dengan “Jerman”nya. Bukannya kalau desain bangunan itu global? Di mana letak Jermannya? Tentu saja saya belum menemukan jawabannya karena saya bukan pakar arsitektur. Mengertipun tidak. he he he.

Apa arsitektur “[sebuah bangsa]” itu harus mengambil bentuk-bentuk tradisional? Seperti arsitektur Jepang mungkin menggunakan tatami? Arsitektur Indonesia menggunakan bentuk rumah gadang? Begitu?

Hampir bersamaan, saya membaca facebook dari mas Yockie Suryo Prayogo. (Yang tidak tahu mas Yockie, dia in pemain piano/keyboard / komposer yang tangguh. Bersama Chrisye dan Eros Jarot mereka menghasilkan karya musik Badai Pasti Berlalu yang klasik itu.) Mas Yockie sedang meradang karena musik Indonesia (musik pop dan rock) lebih banyak dikuasai oleh industri dan meniru-niru artis Barat. Tidak berkarakter Indonesia. Saya kembali bertanya, musik yang berkarakter Indonesia itu seperti apa?

Apa musik berkarakter Indonesia itu seperti musiknya orang Brazil, Samba. Begitu kita dengar musik yang bernuansa samba kita tahu itu musik Brazil. Kalau Indonesia, mungkin dangdut? Calung? Gamelan? Apa begitu? Harus mengusung nuansa tradisional, gitu?

Mohon pencerahan.

Desain Interaksi Manusia Dengan Lingkungan Elektronik

Ceritanya saya sedang membantu anak saya untuk mendesain sebuah rangkaian elektronik untuk interaksi antara manusia dengan lingkungan. Jadi ada sebuah acara di mana pengunjung memasuki lorong. Ada titik-titik di mana ketika pengunjung berada di tempat itu maka ditampilkan foto / panel lampu. Kira-kira skenario dan requirement-nya seperti ini.

Lagi mau membuat desain dan detailnya. Kira-kira ada yang sudah pernah membuat seperti ini gak ya? Ada batasan budget yang sangat kecil.

  • Sensor menggunakan apa? Saya kok cenderung menggunakan LDR. Alasannya yang paling murah dan sederhana. Mungkin juga belum tentu bisa digunakan (terlalu terang cahanyanya?). Switch pilihan berikutnya, tetapi harus memikirkan pemasangannya sehingga kalau ada pengunjung, switch tertekan. Apa perlu buat “lantai” yang sebetulnya adalah tombol dengan ukuran raksasa?
  • Controller menggunakan apa? Saya kok cenderung menggunakan microcontroller. Itulah sebabnya saya cari-cari board Arduino.