Pagi itu, Selasa 19 Agustus 2014, kami sudah berkumpul di lobby hotel Crown Metropol, Melbourne. Sekitar pukul 9:15 kami menaiki bis yang sudah disediakan menuju Ford Asia Pacific Product Development Centre, yang terletak masih di daerah Victoria. Hari ini kami akan dijelaskan proses mendesain mobil.
Acara pertama setelah sampai di sana adalah kami harus menyerahkan semua handphone kami. Memang biasanya di tempat desain pengunjung dilarang membawa perangkat yang dapat membocorkan rahasia. Kamera juga hanya dapat digunakan di ruangan tertentu. Waaa. Padahal maksudnya ingin foto-foto juga di luar. Apa boleh buat. Handphone saya serahkan dan dimasukkan ke dalam kantong plastik yang diberi nama. Nanti pas break, handphone bisa diambil lagi.
Rombongan berisi jurnalis dari berbagai media otomotif (yang konvensional dan dotcom). Entah kalau saya masuk ke kategori apa ya? hi hi hi. Saya mungkin masuk ke kategori media teknologi? Rombongan terdiri dari wakil beberapa negara; Indonesia, Malaysia, India, Vietnam dan Thailand.
Setelah pembukaan, acara dimulai dengan penjelasan proses desain dari Ford Everest, sebuah kendaraan SUV (sport utility vehicle). Proses dimulai dari survei pasar, yaitu mencari tahu keinginan calon pembeli SUV. Mereka mencari kata-kata yang merepresentasikan SUV tersebut, misalnya “tough“, dan seterusnya.
Setelah dipahami karakter yang diinginkan oleh pasar, maka dibuatlah beberapa sketsa desain mobil yang memiliki karakter seperti yang dimaksudkan. Kalau saya sebut beberapa mungkin kebayangnya hanya sedikit. Beberapa di sini boleh jadi 200 desain yang berbeda. Banyak ya? Dari berbagai desain ini kemudian dipilih beberapa untuk lebih diseriuskan. Sampai akhirnya pilihan mengerucut kepada sebuah desain.
[berbagai pilihan desain]
Desain ini kemudian dibuat prototipenya dengan menggunakan clay (tanah liat? lempung?). Awalnya sih dibuat di atas styrofoam tetapi di atasnya kemudian ditambahkan clay tersebut. Untuk hal-hal yang membutuhkan desain yang rinci, seperti kaca spion, digunakan printer 3D. Seru juga melihat proses desainnya.
[prototipe dengan clay. lihat ada bagian yang terbuat dari styrofoam di bawahnya]
Selain desain dari fisik atau bentuk mobilnya, pemilihan warna dan juga bahan yang akan digunakan untuk interior mendapat perhatian yang serius. Dijelaskan bagaimana mereka memilih warna dengan masukan dari pendapat berbagai pelanggan di seluruh dunia. Maklum, pasar mereka kan seluruh dunia. Mereka juga harus memprediksi bahwa warna itu masih akan tetap diminati beberapa tahun ke depan.
[menjelaskan pemilihan warna]
Desain juga dibuat dengan menggunakan CAD tools. Ini digunakan untuk melakukan simulasi. Misalnya, bagaimana agar ketika jendela dibuka tidak ada suara throbbing. Atau juga simulasi untuk mengurangi air drag dan seterusnya. Pokoknya computing power mereka cukup besar juga. Seingat saya setara dengan 26000Â CPU dan 95000 GB memori.
[tools untuk melakukan simulasi]
Kesemuanya ini dilakukan dengan menggabungkan tiga tempat desain utama mereka; (1) Dearborn (Michigan, USA), (2) Koln (Jerman), dan (3) Melbourne (Australia). Selain tiga titik utama ini, masih ada beberapa kota lain yang terkait seperti misalnya kalau di Asia Pacific ada Chennai (India) dan Nanjing (China). Wah mana Indonesia ya? Ihik. Kita tidak masuk ke dalam radar mereka. Oh ya, sebagian dari desainernya anak muda yang berumur kurang dari 30 tahun!
[berpose dengan hasil desainnya, Ford Everest]
[ Aris Harvenda (Otomotif Kompas) dan Indra Prabowo (Dapurpacu.com) sedang meliput]
Begitulah kira-kira sederhananya proses desain. Tentunya masih ada banyak hal lain yang tidak sempat dibahas. Besoknya kami menguji hasilnya di lapangan.
Wah sudah panjang tulisannya … Nanti akan saya sambung lagi dengan inovasi yang telah dikembangkan oleh Ford. Eh, salah satunya sudah saya ceritakan ya? Itu, yang tentang Cross Traffic Alert. Tulisan berikutnya akan tentang SYNC2 dan FiVE.